Big Data Menyulut Kemelut sampai LaNyalla Sebut LBP Bohong, Ini Penjelasan Evello
Ilustrasi: LaNyalla dan Luhut Binsar Pandjaitan-Syaiful Amri/Disway.id-
JAKARTA, DISWAY.ID – Beberapa hari terakhir 'big data' yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) menjadi bahan pembicaraaan.
Sampai-sampai pernyataan LBP itu memantik Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti angkat bicara. Bahkan mantan Ketua PSSI itu menuding, apa yang disampaikan LBP adalah kabar bohong.
LaNyalla juga ‘menantang’ LBP beradu data soal klaim adanya 110 juta akun media sosial yang mengharapkan adanya publik meminta adanya perpanjangan masa jabatan Presiden.
BACA JUGA:Luhut Dicecar Soal Big Data Mayoritas Masyarakat Indonesia Ingin Pemilu Ditunda
LaNyalla tentu memiliki bahan atau pegangan data sehingga dirinya berani menyampaikan perbandingan itu. Salah satu peganggan LaNyalla adalah data yang berasal dari Evello.
Evello sendiri sebuah perusaah Evello layanan Big Data dengan teknologi end to end yang terdiri dari Web, Robot Crawler, Indexing atau Clustering dan Analytics Platform Technology.
Disway.id berupaya mengkonfirmasi pihak Evello melalui seseorang di dalam perusahaan tersebut. Beberapa penjelasan pun didapat, bahkan pihak Evello sebenarnya sudah merilis persoalan ‘Big Data’ pekan lalu tepatnya, Jumat 3 April 2022 lalu.
BACA JUGA:Luhut: Dengerin Ya, Jangan Marah-marah, Saya Tidak Pernah Mengatakan Presiden 3 Periode
Founder Evello Dudy Rudianto, dalam keterangan resmi menyebutkan, ada dua peristiwa penting terpantau Evello terkait isu penundaan pemilu 2024.
Peristiwa pertama, saat klaim adanya 110 juta akun media sosial soal penundaan pemilu 2024. Peristiwa kedua saat deklarasi dukungan Jokowi 3 periode oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi).
Dari kedua peristiwa ini, Evello memotret sentimen dan emosi yang berkembang di media sosial.
BACA JUGA:Presiden Larang Kabinet Bicara 3 Periode, LaNyalla: Menteri Harus Taat!
Hasilnya, upaya agar penundaan pemilu 2024 tetap bersentimen negatif. Saat deklarasi, sentimen negatif terbaca turun tipis dengan skor 50,18% dibandingkan sebelumnya.
Emosi Joy publik bisa dibilang menurun saat deklarasi Apdesi. Dari sebelumnya 28% menjadi 23%. Demikian juga emosi Sadness turun tipis dari sebelumnya 27% menjadi 26%.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: evello