Obat Penangkal Covid-19 Akhirnya Ditemukan, Diberi Nama Paxlovid, Berikut Uji Klinis dan Penjelasan Ahli

Obat Penangkal Covid-19 Akhirnya Ditemukan, Diberi Nama Paxlovid, Berikut Uji Klinis dan Penjelasan Ahli

Ilustrasi: Paxlovid efektif mengobati Covid-19 dan menekan kematian, -Pixabay/@diegobarruffa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kabar gembira, penangkal Covid-19 akhirnya ditemukan. Obat itu diberi nama Paxlovid. Dinilai efektif meredam semua varian mutasi Covid-19.

Dalam uji klinis, Paxlovid 90 persen efektif mencegah rawat inap dan kematian pasien berisiko tinggi. 

paxlovid juga mampu melawan VOC Sars Cov-2, termasuk Omicron. Paxlovid juga dilaporkan dapat menghambat virus corona lainnya, termasuk SARS dan MERS.

BACA JUGA:Update Covid-19: Hari Ini Jawa Barat Menyumbang Kasus Tertinggi, 100 Pasien Meninggal

Associate Profesor dari departemen kimia di Universiti Putra Malaysia Bimo Tejo, PhD mengatakan obat Paxlovid cukup efektif melawan Covid-19

Bahkan, Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui penggunaan obat ini. 

FDA merupakan otorisasi penggunaan darurat (EUA) Paxlovid dalam pengobatan Covid-19 pada akhir Desember 2021 lalu.

BACA JUGA:Syarat Nonton Konser Justin Bieber 'Justice World Tour' Mudah, Cukup 2 Kali Vaksin Plus Surat Bebas Covid-19

Obat Paxlovid efektif karena sasarannya adalah enzim protease, virus yang laju mutasinya jauh lebih rendah dibanding mutasi pada bagian spike virus SARS-CoV-2.

Ketersediaan obat sebagai terapi oral khusus untuk SARS-CoV-2 ini sangat dibutuhkan untuk meminimalisir efek Covid-19 pada tubuh dan mencegah rawat inap, serta kesakitan dan kematian.

BACA JUGA:Covid-19 Turun, LIB Dapat Lampu Hijau Gelar Laga Pramusim Dihadiri Penonton

Paxlovid akan tersedia dalam bentuk blister berisi dua tablet Nirmatrelvir 150 mg, dan satu tablet Ritonavir 100 mg. 

Nirmaltrevir berasal dari kandidat obat PF-00835231 yang dulu sempat dibuat oleh perusahaan farmasi Pfizer untuk mengatasi wabah SARS di tahun 2002.

Akan tetapi, proses produksi obat tersebut dihentikan karena wabah SARS berhasil dikendalikan dengan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: associate profesor