Peluang Kerja Perawat ke Luar Negeri Terbuka, Harif Fadillah Beberkan Kendalanya

Peluang Kerja Perawat ke Luar Negeri Terbuka, Harif Fadillah Beberkan Kendalanya

Ilustrasi: Perawat -Pixabay/@voltamax-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kurun waktu 2016-2017 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pernah memperoleh peluang memberangkatkan 100 anggotanya untuk dipekerjakan di Qatar.

Konsep ini melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Pemerintah Qatar.

Sejalan dengan kondisi saat ini, Ketua PPNI Harif Fadillah menyebut peluang Indonesia mempekerjakan tenaga perawat ke luar negeri terbuka namun terkendala berbahasa Inggris para peserta yang rendah.

Persoalan selain bahasa Inggris, sambung Harif, berkaitan dengan restu keluarga maupun orang terdekat perawat yang masih enggan ditinggal ke luar negeri. 

”Yang menjadi kendala adalah kemampuan berbahasa Inggris perawat di Indonesia masih rendah sehingga,” kata Harif Fadillah yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis malam.

Namun animo peserta yang mendaftar hanya berkisar 47 orang. Dari total jumlah tersebut, 27 di antaranya lolos persyaratan. ”Tapi yang berangkat hanya belasan perawat,” katanya.

Baru-baru ini PPNI juga menjalin kerja sama dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk kegiatan seminar dengan harapan dapat memberangkatkan 50 perawat perempuan ke Mesir.

”Kita mengadakan seminar yang diikuti 1.000 anggota per pekan. Kita survei sekitar 240 perawat yang minat untuk diberangkatkan ke luar negeri. Mesir membutuhkan 50 perawat, tapi sampai saat ini belum ada kabar lanjutan,” katanya.

Harif mengatakan pertumbuhan profesi perawat di Indonesia berkisar 60 ribu hingga 75 ribu per tahun, namun belum diimbangi dengan daya serap lapangan kerja yang optimal.

Daya serapnya tidak sampai 10 persen. Ini pekerjaan rumah kita bersama. Sehingga salah satu solusinya selain penambahan lapangan kerja melalui penambahan fasilitas kesehatan atau bekerja di luar negeri.

Harif memastikan bahwa kompetensi perawat Indonesia telah setara dengan kurikulum internasional yang merujuk The International Council of Nurses (ICN) sebagai federasi yang kini menampung lebih dari 130 asosiasi perawat nasional.

Meski dalam kurikulum tersebut juga diajarkan kemampuan berbahasa Inggris, kata Harif, namun sedikit perawat yang mau melatih kemampuan berbahasa asing dalam kehidupan sehari-hari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ppni