Dompet Dhuafa Gencarkan Kampanye Urban Disaster Management
Kesiapsiagaan di markas besar DMC Dompet Dhuafa, Pondok Ranji, Tangerang Selatan.-Dompet Dhuafa-
BACA JUGA:Tegas! KAI Ancam Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual untuk Naik Kereta Api
Artinya 175 juta penduduk berpotensi menjadi warga terdampak bencana.
Bencana alam yang paling sering terjadi di wilayah perkotaan ialah bencana banjir. Kota sebagai episentrum bencana banjir akibat maraknya pembangunan yang tidak berkelanjutan menyebabkan beban tanah dan mengakibatkan penurunan muka tanah.
Konsekuensinya area resapan menjadi berkurang dan saluran drainase memburuk akibat pola hidup yang tidak ramah lingkungan.
Hal ini diperparah dengan ekstraksi berlebihan air tanah hingga menjadikan kota rentan terhadap bencana banjir.
“UDM memiliki fokus, melakukan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim yakni kami akan memberikan pelatihan baik soft skill maupun hard skill tentang upaya mitigasi dan cara menghadapi saat bencana alam terjadi,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.
“Selain itu, kita akan memberikan atau menyediakan peralatan dan perlengkapan yang perlu dimiliki saat masa tanggap darurat serta perbaikan infrastruktur di masa recovery atau pasca-bencana. Kemudian kita akan melakukan advokasi,” imbuhnya.
BACA JUGA:Mantan Gubernur Sumbar Tuding Gus Miftah Kelewatan Gak Ngertinya
Pasalnya pada tahun 2030 mendatang wilayah perkotaan Indonesia diperkirakaan akan mengalami kerugian materi sebesar 22 miliar akibat bencana banjir.
Kemudian sepanjang tahun 2020—2021, terdapat 91 bencana banjir setiap bulannya di Indonesia jika dirata-ratakan.
“Jadi Kami atas pemerintah, mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang sudah. Bisa menyelenggarakan acara Apel Siap Siaga Pagi ini. Sudah ada kurang lebih 1.776 kejadian bencana Januari sampai 21 Juni, menandakan bahwa negara kita ini negara yang rawan bencana,” papar Pangarso Suryotomo selaku Direktur Kesiapsiagaan BNPB.
“Kesempatan ini sangat baik dikala inisiatif Dompet Dhuafa untuk segera melakukan apel siap siaga pagi ini. Terutama bagaimana terjadi bencana di perkotaan. Sebagaimana kita tahu, bencana di perkotaan akan lebih sulit penangannnya daripada di non-perkotaan. Pertama masyarakatnya yang homogen. Kedua, lokasinya yang mungkin alat kita yang sudah disiapkan tidak bisa masuk ke lokasi. Ketiga, pemahaman masyarakat,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: