Hati-hati, Ini 4 Tempat Umum yang Berpotensi Cepat Tularkan Cacar Monyet

JAKARTA, DISWAY.ID - Wabah cacar monyet terus menyebar dengan kecepatan yang cukup cepat hingga membuat para peneliti berlomba untuk mengetahui dengan tepat bagaimana cara virus itu menular.

Seseorang bisa terpapar cacar monyet dengan berbagai cara. Risiko manusia tertular virus di luar konteks seksual "sangat rendah", terutama di daerah tanpa wabah besar.

Akan tetapi laporan kasus yang menjelaskan kemungkinan rute penularan lainnya telah menimbulkan pertanyaan tentang tingkat risiko.

BACA JUGA:Southampton Vs Manchester United: Gol Bruno Fernandes Tutup Permainan Buruk Pemain MU

BACA JUGA:Bahas Konsorsium 303, Novel Baswedan Singgung Soal Fenomena Gunung Es: Saya Yakin...

Seorang dokter dan ahli epidemiologi yang berspesialisasi dalam penyakit menular di Weill Cornell Medicine, Dr. Jay Varma mengatakan bahwa cara terbaik untuk memikirkan risiko adalah dengan siapa Anda menghabiskan waktu setiap harinya dan bukan di mana tempatnya.

Ada variabel lain, kata peneliti senior di Pandemic Sciences Institute di University of Oxford, Inggris yakni  Dr. Jake Dunning mengatakan ruang publik yang lebih kotor mungkin lebih berisiko daripada yang bersih.

Misalnya, orang dengan kondisi mendasar seperti HIV mungkin memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.

Dilansir dari laman Insider, berikut 4 tempat yang berpotensi menularkan wabah cacar monyet dengan mudah.

BACA JUGA:Hukuman Putri Candrawathi Berpotensi Ditangguhkan karena Ada Anak 1,5 Tahun, Kamaruddin: Kami Bersedia...

BACA JUGA:Bravo! Polda Lampung Sukses Ringkus Ratusan Kasus Judi Online Setelah 8 Bulan Lancarkan Operasi

1.) Pergi keluar untuk makan malam

Selain dapat menyebar melalui tetesan pernapasan, penularan cacar monyet di restoran juga dianggap memungkinkan untuk terjadi.

"CDC mengatakan penyebaran tetesan mungkin terjadi jika Anda berada dalam jarak enam kaki dari seseorang, tetapi jangka waktunya lebih dari tiga jam dan sebagian besar makanan tidak akan bertahan selama itu," Dr. Scott Roberts, asisten profesor penyakit menular di Yale Fakultas Kedokteran, kata.

Sumber: