Amplop Suharso

Amplop Suharso

Buntut dari ucapan pada pidato yang menyinggung 'amplop kyai', Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa berurusan ke Polda Metro Jaya. -twitter @chinta_chintata-

INI langka sekali: PPP masuk Disway. Tidak banyak yang menyangka Ketua Umum Suharso Monoarfa bisa diganti. Di tengah jalan. Kemarin dini hari.

Yang mengherankan: prosesnya mulus sekali. Seperti bukan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tidak ada perlawanan. Tidak ada intrik. Baik dari sang ketua umum maupun dari pion-pionnya.

Mungkin karena Suharso sendiri lagi tidak ada di Jakarta. Ia lagi melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Ia ke Prancis. Ke pabrik pesawat Airbus. Suharso memang seorang anggota kabinet Presiden Jokowi. Ia Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

Kudeta?

Kelihatannya tidak. Tekanan pada dirinya memang luar biasa. Terutama dari internal partai. Kalau tidak mundur, perolehan suara PPP bisa nyungsep. Terutama di basis pesantren di Jawa.

Anda sudah tahu: Suharso mengucapkan kata-kata yang dianggap menghina kiai. Yakni soal budaya memberi amplop pada kiai.

Waktu itu Suharso jadi pembicara di forum yang diadakan KPK. Ketika bicara sulitnya memberantas korupsi, Suharso menyelipkan contoh budaya amplop untuk kiai.

Heboh.

Terutama di kalangan NU. Amplop untuk kiai bukan upeti atau sogok. Itu lebih bersifat mengharap berkah. Suharso sebenarnya tidak salah. Ia tidak bijaksana. Mungkin karena ia bukan tokoh yang datang  dari kalangan pesantren. Bukan pula NU. Bahkan, seperti banyak diungkap di media, Suharso bukan orang Jawa. Meski namanya Suharso ia Monoarfa. Dari Gorontalo.

Ini dekat Pemilu. Heboh seperti itu hanya menyulitkan PPP yang sudah sulit. Apalagi ada yang sampai mengadukannya ke polisi. Dianggap mencemarkan nama baik kiai.

Yang juga banyak disesalkan adalah: ia tidak mau minta maaf. Langsung. Maafnya dilewatkan pengurus lain. Kemarahan kian memuncak. Tiga unsur penting dalam PPP kompak: minta Suharso mundur. Yakni Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, dan Majelis Pertimbangan.

Maka tidak ada lagi yang di belakangnya. Menurut sumber Disway, Suharso mengirim text dari luar negeri. Text itu dikirim ke salah seorang pengurus. Dari situlah mulai berkembang pemikiran: apa yang harus dilakukan.

Maka dilaksanakanlah rapat pengurus DPP PPP. Info mengundurkan diri tersebut dibahas. Dicarikan forum yang benar untuk mencari penggantinya. Maka diadakanlah Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang dilekaskan.

Seluruh pengurus provinsi diundang. Mendadak. Rapat itu baru bisa dimulai menjelang pukul 12.00 malam. Tapi lancar. Dari 34 pengurus wilayah yang diundang, 27 yang datang. Kuorum tercapai. Keputusan diambil. Pengunduran diri Suharso diterima. Ketua umum baru dipilih, dengan status pelaksana tugas. Ia adalah  Muhamad Mardiono.

Nggak pernah dengar namanya?

Ia orang lama. Jabatan di partai adalah ketua dewan pertimbangan. Jabatan di kenegaraan adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Ia memang teman Suharso. Sesama pendukung Presiden Jokowi. Juga sesama pengusaha. Sama-sama kaya. Mardiono punya harta Rp 1,2 triliun. Ia pengusaha lemah –lemah-nya ratusan hektare.

Kelebihan Mardiono adalah: ia orang NU. Asal Banten. Ia akan lebih diterima di kalangan tradisional PPP. Ia lebih tepat menghadapi persoalan besar di PPP.

Misalnya, sekarang ini, ada dua wakil gubernur dari PPP yang "mubazir'': Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bagaimana bisa, sebuah partai kecil tidak memanfaatkan dua kadernya yang begitu potensial.

Apalagi dua-duanya putra kiai besar yang sangat menentukan di perjalanan PPP. Yang wagub Jateng, adalah putra kiai besar Maimun Zubair, Rembang, –yang begitu konsisten di PPP. Yang wagub Jabar adalah keluarga pesantren besar Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya.

Dua-duanya kini disingkirkan dari PPP. Tidak punya jabatan apa pun di partai. Pun sekadar di pengurus wilayah atau cabang.

Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, tersingkir gara-gara berminat jadi ketua umum PPP. Ia mendeklarasikan diri menjelang Muktamar PPP di Makassar. "Jangankan bisa jadi calon, masuk arena muktamar saja tidak bisa," ujarnya.

Hari itu Suharso menjadi calon tunggal. Aklamasi. Tidak ada yang berani menyainginya. Ia mengaku mendapat angin yang baik dari atas –lepas angin itu ada atau tidak.

Belakangan ada niat untuk merangkul kembali Yasin. Ia ditawari menjadi calon anggota DPR. Yasin menolak. Itu karena ia diplot untuk jadi calon dari dapil Wonogiri.

Itu memang dapil kering bagi PPP. Sebelum Suharso memang pernah dapat dua kursi DPRD kabupaten. Tapi di pemilu terakhir dua kursi itu hilang. Sekarang ini PPP Wonogiri krisis pengurus. Ketua PPP setempat dirangkap dari Semarang. Tidak ada yang mau menjadi ketua PPP Wonogiri.

Dengan ketua umum yang baru, peta politik bisa berubah. Sedikit. Komitmennya bersama PAN dan Golkar mungkin tetap, tapi warna baru akan muncul.

PPP kemarin-kemarin diramal akan mati. Sekarang bisa hidup lagi. Siapa tahu. (Dahlan Iskan)

 

Catatan: Hari ini Dahlan Iskan menulis dua naskah. Pertama, tentang Suharso Manoarfa. Kedua, sambungan tulisan Hasan Aspahani.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 5 September 2022: Vivo1000

Sasti Ramedeni

Terasa...sangat terasa. Biasanya saya isi full 17K kemarin siang coba isi full 28K. Maafkan jika suatu saat uang saya tak cukup untuk Nasionalis untuk membeli produk perusahaan dalam negri. Otot kawat balung Wesi. Kuat ra kuat dilakoni.

 

rid kc

Usul saya cabut sekalian subsidi BBM alihkan semua ke infrastruktur dan pendidikan. Subsidi BBM kasihkan ke yang berhak dengan memberikan kartu subsidi BBM. Data yang berhak menerima subsidi sudah ada di kemensos. Penerima subsidi jika akan beli BBM tinggal bawa kartu subsidi BBM ke SPBU begitu nanti discan barcode maka akan muncul nama dan kuota subsidi BBM bagi penerima tersebut. Tidak seperti sekarang ribet banget akhirnya terjadi antrean yang luar biasa. Kasihan para sopir antar kota antar propinsi apalagi yang membawa komoditi sembako. Saya yakin mekanisme seperti sekarang akan dirubah karena banyak mudharatnya.

 

Arala Ziko

Kalau saja proyek E KTP tidak dikorupsi, aliran subsidi bbm melalui scan E KTP waktu pembelian semestinya bisa berjalan lancar.

 

Tri Setyo Rifai

Waktunya jalan-jalan ke Jakarta dan sekitarnya bah...Pom Bensin VIVO bukan cuman satu...tapi banyak bisa 2, 3, 4 bahkan lebih...ada yang di bintaro (tangsel)...pamulang...dan banyak tempat lain....????

 

Komentator Spesialis

SPBU lain menurunkan, SPBU Pertamina malah menaikkan. Saya kemaren beli Shell VPower turun jadi Rp 15.150. Daripada pertamax turbo atau cuman sekelas pertamax yang mahalnya nggak ketulungan, mending saya isi Shell saja. Masih ada alternatif lain seperti AKR BP dll. daripada SPBU pertamina yang harganya mahal, ngantre panjang dan servisnya amburadul.

 

thamrindahlan

Secerdik cerdiknya JK tetap saja harga BBM di "sesuai" kan. Dampak pertama dirasakan oleh pengendara jalanan. Dampak kedua harga sembako ikutan menyesuaikan bersebab ongkos transport. Berprasangka baik sajalah . Presiden Jokowi pasti sudah memikirkan berulang kali resiko kenaikan BBM. Resiko di kurangi dengan BLT. Semoga benar benar sampai tepat sasaran walaupun belum mampu mengurangi penderitaan orang kecil. Bersyukur ada Vivo. Cuma ada satu di disini, bisa bisa diserbu. Adakah Hartawan nan Dermawan ber investasi agar muncul ribuan VIVO di seluruh tanah tumpah darah nusantara. Pertanyaan serius : Rencana mengganti transportasi kendaraan ke energi listrik apakah sudah ter cantum di APBN ?. Inilah alternatif terbaik guna mengurangi ketergantungan BBM. Ambil segepok uang di ATM Untuk mencicil pembelian kereta Tidak kapok naikkan harga BBM Orang kecil semakin menderita

 

Jimmy Marta

Bagi sesama pebisnis, kompetitor itu lawan. Jika ada yg menyebutnya mitra, anda jangan percaya. Itu basa basi dibibir, hatinya anda pasti gk tahu. Pasti mereka berusaha mengalahkan. Pastinya yg menang yg bisa mempengaruhi dg regulator. Persaingan itu mestinya penting dijaga. Hal itu menguntungkan bg konsumen. Dapat perbandingan, ada pilihan.

 

Komar Diatna

Di Kota Bogor SPBU Vivo ada 2 Pak DIS. Saya beberapa kali beli revvo 89 sebelumnya. Tapi stlh pengumuman BBM Pertalite naik, revvo 89 malah lenyap.

 

Nurkholis Marwanto

Kalau saya Presidennya, saya akan memerintahkan Bu Nicke untuk impor BBM dari Rusia. BBM murah rakyat senang. Membangun IKN tidak perlu multi years. Uang 500T bisa dialihkan ke IKN. Jadilah ibukota baru. Kalau Amerika marah-marah, mau memberikan sanksi bisa dibicarakan baik-baik. Wong kita tidak melakukan kriminal. Wong PBB saja belum sepenuhnya setuju. Ini kan sanksi Negara barat. Negara mana sih yang sudah diberikan sanksi karena membeli minyak Rusia? India baik-baik saja. Tiongkok apalagi. Hongaria yang negara NATO dengan tegas akan tetap membeli bahan bakar murah Rusia. Jangan-jangan masih banyak negara lain yang membeli. Mengapa kita tidak beli sekalian? Alasannya jelas, membutuhkan BBM murah untuk stabilitas, untuk pertumbuhan ekonomi. Kita mempunyai nilai tawar yang tinggi. Terutama di Asean. Amerika tidak akan langsung memberikan sanksi. Ada pembicaraan dibaliknya. Amerika masih membutuhkan pengaruh Indonesia, untuk geopolitiknya.

 

Jimmy Marta

Data lengkap dan paling mudah mengenai mobil pribadi itu adalah menyangkut cc, tahun keluaran dan bodynya(bc, pick up atau bukan). Dari data itu pasti mudah dibuat klasifikasi. Yg berhak dp subsidi atau yg tidak. Tidak ruwet. Mypertamina awalnya menjurus kesitu. Juga opsi kedua sistim mendaftar itu.Tp entahlah setelah diuji coba sebulan di bbrp kota, gk jelas nasibnya. Kalau dilihat perjalanan awal dg cashless spbu, koneksi internet lah masalah utamanya. Sekarang tinggal kemauan. Ingin meringankan rakyat atau membebankan pengusaha atau merepotkan pemerintah.

 

EVMF

"I think business is very simple... Take the sales, subtract the costs... The math is quite straightforward." (Bill Gates) "Saya pikir bisnis itu sangat sederhana... Hitung angka penjualannya, kurangi biaya-biayanya... Matematikanya sangat sederhana." Masalahnya tinggal "keterbukaan informasi" berapa sebenarnya angka-angka yang real atas bahan baku, biaya produksi, biaya distribusi dan lain sebagainya. Najwa Shihab pernah mengatakan... angka-angka dapat direkayasa atas nama metodologi sehingga seperti real... Apakah Standard Metodologi nya atau Orangnya yang mesti "Ber-standard" ?? Sehingga besarnya angka subsidi BBM menjadi transparan, sekaligus raut wajahnya APBN akan jernih. Juga para ekonom tidak perlu capék berbantah-ria, toh masalahnya sepertinya bukan di Standard Metodologi nya.

 

Lukman Nugroho

Subsidi salah sasaran itu salah siapa ? Salah yang memberi atau yang menerima ?

 

Rihlatul Ulfa

Sudah seharusnya memang Pemerintah punya rival. Biar lebih tahu diri, biar lebih bisa lebih mau repot ngitung-ngitung. Kan kalau sudah begitu siapa nanti yg rugi? Hehe keren nih vivo. Anggapannya anda tidak mungkin mempunyai satu penyelamat di muka bumi ini. Misal yg satu berkhianat yg satunya tiba-tiba datang membantu dengan tulus. Atau apakah gara-gara karena mayoritas pembeli pertalite khususnya motor suka membulatkan jadi 10.000. Padahal membulatkan itu bukan berarti mereka sangat mampu. Tapi penguasa kebijakan-kebijakan di dalamnya bisa saja terihlami karena hal itu. 'Sudah naikan saja jadi 10.000. Toh biasanya juga mereka membulatkan nya kan' sesimpel itu. Padahal Pemerintah harusnya tidak pernah boleh berfikir sesimpel itu, ini misalnya saja. Karena kenaikan BBM ini bukan hanya satu yg membuat dia naik. Tapi semuanya.. semuanyaa..

 

Er Gham

Vivo RON 89 tiba tiba menghilang di banyak spbu. Padahal direksinya bilang masih ada stok untuk 2 bulan yang akan dihabiskan. Apakah karena ada ancaman pemerintah agar vivo menaikkan harga bbm RON 89? Kenapa usil sih pemerintah. Kalo masyarakat Jabotabek beli bbm pengganti pertalite di 30an spbu vivo justru bagus. Beban subsidi berkurang, karena dalam harga pertalite yang Rp 10.000 masih ada subsidi sebesar Rp 3.000. Atau memang harga Rp 10.000 itu harga ajaib, yang diotak atik gatuk. Biarkan saja vivo jualan. Khan, jumlah pom bensinnya juga tidak sampai 1.000. Jangan sampai, ada kebohongan demi kebohongan yang terus diproduksi di negara ini.

 

doni wj

Pada tahun buku 2021 Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD 57,51 miliar atau senilai Rp 832,97 triliun, dengan keuntungan bersih 29,69 triliun rupiah. Ini meningkat dari torehan tahun sebelumnya yang USD 41,47 miliar atau setara Rp 600,65 triliun dengan keuntungan bersih 15,2 triliun rupiah (CNBC Indonesia). Petronas memperoleh pemasukan USD 20,9 miliar dan menyumbangkan dividen USD 11,15 miliar. Menurut keterangan pers Menkeu Malaysia yang dikutip Reuters. Entah beban apa saja yang ada di Pertamina, labanya yang hampir 3 kali lipat Petronas namun keuntungan bersihnya seperlimanya. Seberapa banyak Pertamina bisa menyumbang ke subsidi yang 502 triliun rupiah ke 275 juta penduduk Indonesia? Berapa bagian yang ditanggung Petronas dari 33 triliun rupiah subsidi yang digelontorkan untuk 32 juta hamba negeri jiran? Agaknya jumlah penduduk yang tidak lebih besar dari penduduk Jawa Tengah itu yang membuat Malaysia mampu mensubsidi BBMnya 10.000 rupiah per liter hingga harga jualnya Rp 6.800 saja. Yang pemasukannya banyak Pertamina. Yang untungnya banyak Petronas. Yang paling cerdik menggerakkan dan memancing emosi dan jempol warga +62 adalah Vivo

 

Liam Then

Jika di sensus, juga di teliti. Perihal kenaikan harga BBM bersubsidi. Terkait pemahaman kenapa harus naik, saya yakin, mayoritas populasi dapat mengerti. Tetapi jika di sensus lagi, alasan orang marah dengan kenaikan BBM bersubsidi. Yakin saya ,ada persentase besar ,alasan kemarahan. Karena pemerintah, dari pusat sampai daerah, dari DPR sampai DPRD II gagal proyeksikan pola hidup hemat dan penggunaan anggaran tepat guna. Sudah jamak ,dan banyak di berita, laporan kekayaan, tentang ajudan-ajudan, tentang staf-staf ahlinya ahli badan-badan bentukan ekstra lainnya.Salah satu gubernur daerah Istimewa tercatat menunjuk puluhan pemikir unggul sebagai anggota suatu think tank untuk mendukung kebijakannya ,memajukan daerah. Pemerintah pusat dengan proyek-proyek ambisius dan prestisius. Di daerah saya, pemda tak dana untuk proyek jembatan duplikasi 267 milyar , sehingga harus antre tahunan di PUPR. Bikin ribuan orang terkena macet saban petang, setiap hari,sampai sekarang. Tak mampu bangun jembatan dengan 267 milyar, dengan APBD. Tapi mampu bangun trotoar mewah jalan protokol, senilai 54 milyar. Berkunang-kunang saya memikirkan sebenarnya skala prioritas dan njelimetnya aturan kepemerintahan, terkait pembangunan fasilitas publik. Bisa jadi, alasannya, pemda tak wewenang untuk bangun jembatan duplikasi, itu ranah nya PUPR, pusat. Entahlah. Banyak yang melanggar norma logika, di republik kesayangan saya ini.

 

Tao Lie

Setahu SPBU VIVO di Tangerang juga ada dekat perumahan Modern.

 

Liam Then

Di kota saya yang ibukota provinsi, tak punya motor,atau mobil. Istilahnya "patah kaki". Kemana-mana susah. Karena tak ada sistem transportasi umum yang bekerja. Mau naik sampan ,parit sudah dangkal, sempit. Jangankan sampan, ikan saja sudah ogah tinggal di situ. Jadi yah... begitulah. Di Negara maju, master plan pengembangan wilayah dan transportasi , cara orang berpindah, semuanya di serahkan kepada ahlinya. Tujuan nya supaya lancar, rapi aman,tidak macet,efisien,indah,nyaman dan sebagainya. Ahlinya harus yang mantab, world class. Tak gengsi jika harus sampai sewa orang luar. Di negara berkembang yang koruptif, master plan pengembangan wilayah kota, transportasi,semuanya di serahkan kepada ORANG SENDIRI. Hasilnya ? Mohon maklum, ala kadarnya. Di negara gagal , lain lagi, master olan pengembangan wilayah dan transportasi. Diserahkan kepada Alam dan Yang Maha Kuasa. Mari bersama-sama berdoa dengan takjim, supaya level kepemimpinan di negara kesayangan kita ,tak sampai ke level yang terakhir diatas.

 

Agus Suryono

SAMA SAJA.. Beli Pertalite Rp 20.000, atau beli 2 liter, harusnya sama saja. Karena yang menghitung KONVERSI, dari RUPIAH ke LITER, dan atau LITER ke RUPIAH adalah CPU. Bukan OPERATOR atau petugas SPBU. Bahkan saat PENYALURAN BBM ke tangki, yang MENTRIGER on/off sampai sesuai kemauan PEMBELI adalah juga CPU. Jadi, pilihan 1 atau 2, keduanya SAMA SAJA..

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 116

  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Abi Kusno
    Abi Kusno
  • yea aina
    yea aina
  • Er Gham
    Er Gham
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • daeng romli
    daeng romli
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
  • Arala Ziko
    Arala Ziko
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Pembaca Disway
      Pembaca Disway
  • Em Ha
    Em Ha
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • Liam Then
      Liam Then
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Er Gham
    Er Gham
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • daeng romli
      daeng romli
  • Dismas Raka
    Dismas Raka
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Pembaca Disway
      Pembaca Disway
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • dabaik kuy
      dabaik kuy
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Em Ha
    Em Ha
  • Alex Ping
    Alex Ping
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Fenny Wiyono
    Fenny Wiyono
  • Fenny Wiyono
    Fenny Wiyono
  • Ben Real
    Ben Real
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • ibnuhidayat setyaningrum
    ibnuhidayat setyaningrum
  • Roziq Kurniawan
    Roziq Kurniawan
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Er Gham
    Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
    • Er Gham
      Er Gham
  • Kang Sabarikhlas
    Kang Sabarikhlas
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Wawan Wibowo
    Wawan Wibowo
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Jo Neka
    Jo Neka
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Chei Samen
    Chei Samen
  • Er Gham
    Er Gham
  • Ibnu Shonnan
    Ibnu Shonnan
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Er Gham
    Er Gham
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
    • A fa
      A fa
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
  • Komentator Spesialis
    Komentator Spesialis
  • fajar rokhman
    fajar rokhman
  • Farwadi Barma
    Farwadi Barma
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Koko Koswara
    Koko Koswara
  • Pedro Patran
    Pedro Patran
  • Impostor Among Us
    Impostor Among Us
  • rid kc
    rid kc
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Komentator Spesialis
      Komentator Spesialis
    • A fa
      A fa
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • alasroban
    alasroban
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • daeng romli
      daeng romli
    • alasroban
      alasroban
  • Namu Fayad
    Namu Fayad
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain