Tagar #AllegriOut Menggema, Fans Kian Muak dengan Starategi Allegri Usai Juventus Dibantai Benfica
Ilustrasi: Massimiliano Allegri.-Syaiful Amri/Disway.id-disway.id
Jurnalis ternama Italia, Carlo Garganese sampai geram menonton permainan Juve era Allegri, bahkan tak segan untuk menjulukinya sebagai "pelatih dinosaurus" karena pola usangnya yang sama sekali tidak efektif dan tidak membuahkan hasil.
Betapa kacaunya filosofi kepelatihannya, tidak ada pertahanan yang kokoh, penguasaan bola yang amburadul, pemilihan formasi yang cenderung monoton, tidak berani mengambil keputusan ekstrem.
Pola pikir seperti ini membuat talenta-talenta muda yang dimiliki Juve seperti Dusan Vlahovic dan Federico Chiesa sulit memenuhi potensi terbaik mereka.

Dusan Vlahovic saat menjalani sesi latihan bersama Juventus.-Juventus FC -disway.id
Beruntung, Allegri di Serie A bukan Liga Primer
Seruan berupa tagar #AllegriOut sudah menggema sejak beberapa pekan terakhir, menggambarkan betapa frustrasinya sebagian besar pendukung Juventus yang menginginkan agar sang pelatih segera dipecat.
Memang, mengganti pelatih bukan jaminan adanya perbaikan, namun setidaknya dibutuhkan penyegaran karena Juventus sudah terlalu lama terjebak dalam nuansa romantisme semu dengan Allegri.
Masalahnya, keinginan suporter sepertinya tidak sejalan dengan manajemen Juventus.
Jika berkaca pada apa yang dilakukan Chelsea, memecat Thomas Tuchel di awal musim ini hanya karena beberapa hasil negatif, kendati sang pelatih sukses mempersembahkan trofi Liga Champions, hal semacam itu tampak sulit terwujud di Turin.
BACA JUGA:Ronaldo Menyesal Tinggalkan Juventus Setelah MU Terpuruk, Paul Merson: Buruan Gabung Chelsea
Faktor finansial klub menjadi pembeda. Juventus, meski punya status sebagai salah satu klub terkaya di Italia dan Eropa, tidak punya tradisi untuk gemar mengganti pelatih. Mereka masih terlalu menguntungkan untung dan rugi ketimbang hasil di lapangan.
Memecat Allegri pada titik ini akan sangat merugikan mereka. Dengan gaji sebesar €9 juta per musim, maka mendepak pelatih berusia 55 tahun itu akan membutuhkan dana kompensasi yang sangat besar.
Keinginan Juventini agar klub mendatangkan pelatih yang sudah bermental juara terutama di kancah Eropa, yang pernah menjuarai Liga Champions, trofi yang sangat mereka dambakan - bakal sulit terwujud.
Bukan cuma karena faktor finansial seperti yang diuraikan di atas, tapi juga karena tradisi Juventus di bawah kepemimpinan presiden Andrea Agnelli yang cenderung hanya mau merekrut pelatih berkebangsaan Italia.
BACA JUGA:Resmi Pogba Pindah ke Juventus, Belum Main Sudah Kantongi Rp 154 Miliar
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: