Ditemukan Miras dalam Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Sebut Bukan Diminum Suporter
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam (Kiri) dan Beka Ulung Hapsara (Kanan).-Rafi Adhi Pratama-
Dalam penyelidikannya, pihaknya mengaku meminta beberapa keterangan pihak yang terkait dalam tragedi tersebut. Mulai manajemen Arema, suporter hingga pihak keamanan.
BACA JUGA:Resmikan 100 Taman Maju Bersama, Anies Baswedan: Dirancang Bersama Masyarakat
"Melakukan permintaan keterangan ke manajemen dan pengurus Arema, pemain Arema, Bupati Malang dan jajaran, jajaran Brimob yang turun pengamanan, meminta keterangan jajaran Polres Malang, termasuk mantan Kapolres, saksi dan korban di daerah Malang Raya, ke BPBD Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Batu, Panpel, securiti pertandingan," ungkapnya saat menjelaskan pihak mana saja yang dimintain keterangan sementara.
Dalam penyelidikan Komnas HAM yang dilaksanakan 8 hari tersebut, ditemukan beberapa barang bukti. Seperti dokumen pengamanan kepolisian, foto dan video asli dari korban pun didapat.
"Komnas HAM mendapat barang bukti dokumen pengamanan kepolisian, data korban dari sejumlah pihak, rumah samit, relawan dan keluarga korban, video dan foto orisinil dari korban, bagian senjata gas air mata yang sedang diuji laboratorium," ucap Beka.
Sedangkan Komisioner Komnas HAM lainnya, Choirul Anam juga menjelaskan beberapa point yang didapat dalam penyelidikan di Malang.
"Pertama, fokus Komnas melihat bagaimana cara pengsmanan dan pra kondisi pertandingan tersebut nyaman dan aman bagi suporter, kami mendapat banyak data dokumen rencana pengsmanan dari berbagai pihak, kepolisian, Aremania," terangnya.
BACA JUGA:Penjelasan Pakar Kimia Soal Gas Air Mata Kedaluarsa Tidak Berbahaya
Berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, 20 menit usai wasit meniupkan peluit akhir pertandingan kondisi dinilai masih kondusif.
"Kedua 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, pemain minta maaf ke Aremania, saat pemain menuju ruang ganti, beberapa Aremania datang memeluk pemain untuk memberi semangat, kita nilai 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, memang ada suporter tapi memberi semangat," ucapnya sembari memegang kertas bukti data yang didapat Komnas HAM.
Lalu, berdarsarkan informasi yang timnya dapatkan. Pukul 22.08 WIB pertama kali gas air mata ditembakan ke tribun daerah selatan.
"22.08 tribun selatan, hal ini menyebabkan kerusuhan suporter," tuturnya.
Informasi tersebut didapatkan dari rekaman telepon genggam milik seorang korban yang meninggal dunia.
"Video yang diproduksi oleh salah satu korban yang meninggal. Karena video ini yang krusial, dari di tribun sampai terakhir. Dia sendiri bagian dari yang meninggal, ini memang yang banyak dibicarakan tertutup, dan terbuka kecil," katanya sembari menunjukkan rawut sedih.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: