Baru Jadi Calon Pengantin Sudah Berisiko Lahirkan Bayi Stunting, BKKBN Ungkap Data dan Penanganannya

Baru Jadi Calon Pengantin Sudah Berisiko Lahirkan Bayi Stunting, BKKBN Ungkap Data dan Penanganannya

Baru jadi calon pengantin sudah beresiko lahirkan bayi stunting, di mana BKKBN ungkap data dan penanganannya. -BKKBN Media Center-

BACA JUGA:Sidang Perdana Hendra Kurniawan Cs Hari Ini, Anak Buah Ferdy Sambo Tiba dan Siap Diadili

Persentase ibu hamil berisiko melahirkan bayi stunting terbanyak juga ada di Kabupaten Purworejo yakni 41,07 persen.

Kemudian disusul Kota Magelang (32,48 persen), Kabupaten Magelang (32,01 persen), Kabupaten Wonosobo (10,46 persen), Kabupaten Temanggung (8,35 persen), dan Kabupaten Kebumen (6,73 persen). 

Sementara itu berdasarkan data Elektronik Pencatanan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) ditemukan baduta (bayi di bawah usia dua tahun) yang dibawa ke Posyandu mengalami stunting.

BACA JUGA:Peraturan Baru Menag Soal Pencegahan Kekerasan Seksual, Pelaku Siulan dan Tatapan Seksual akan Dikenai Pasal!

Persentase baduta stunting terbanyak ada di Kabupaten Wonosobo (17,53 persen), Kabupaten Temanggung (14,73 persen), Kabupaten Magelang (12,86 persen), Kota Magelang (12,12 persen), Kabupaten Purworejo (10,69 persen) dan Kabupaten Kebumen (9,59 persen).

“Sebagai upaya penanganan permasalahan stunting telah dilakukan penyebaran informasi dan edukasi, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan untuk calon pengantin berisiko stunting, ibu hamil dan ibu nifas, serta pemberian vitamin A untuk baduta stunting,” kata Widwiono.

Masih dengan Widwiono, kegiatan audit kasus stunting dilaksanakan guna membedah seluruh rangkaian kegiatan, jumlah kasus, penyebab, tatakelola yang diterapkan, tingkat efektifitas serta kendala yang terjadi untuk dirumuskan bersama para konsultan atau pakar, sehingga solusi yang diberikan benar-benar responsif sekaligus aplikatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: