Banyak yang Salah Paham, HIV dan AIDS Punya Banyak Perbedaan, Begini Penjelasannya

Banyak yang Salah Paham, HIV dan AIDS Punya Banyak Perbedaan, Begini Penjelasannya

Pita merah merupakan simbol dukungan pada pengidap HIV dan AIDS. (Foto/Freepik/h9images)--

Terapi Antriretroviral atau pengobatan infeksi HIV dengan menggunakan obat dapat menghambat pertumbuhan HIV Stadium III.

Jadi, tidak selamanya pengidap HIV menjadi pengidap AIDS. AIDS merupakan kondisi yang diciptakan oleh virus HIV.

HIV juga tidak selalu berkembang menjadi AIDS. Terbukti dengan banyaknya orang yang bisa hidup dengan virus HIV di dalam tubuhnya.

Sebaliknya, pengidap AIDS sudah pasti terinfeksi virus HIV. Virus HIV sampai saat ini belum ditemukan obatnya sehingga pengidap tidak bisa sembuh secara sepenuhnya tapi virus itu bisa dihambat pertumbuhannya.

BACA JUGA:Kasus HIV AIDS Meningkat, Warga Cilegon Dihimbau Tidak Seks Bebas, Gonta-ganti Pasangan dan Narkoba Suntik

HIV tidak selalu menunjukkan gejala tapi umumnya yang muncul adalah gejala flu selama dua sampai empat minggu setelah terinfeksi.

Infeksi ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun meski gejalanya bisa jadi tidak kembali timbul.

Tanpa mengikuti pengobatan, virus HIV bisa berubah menjadi AIDS.

HIV menyerang sel CD4 di dalam sistem kekebalan tubuh. Pengidap AIDS perlu melakukan tes untuk menghitung seberapa banyak sel itu tersisa di dalam tubuh.

BACA JUGA:Pasien HIV/AIDS Didominasi Hubungan Sejenis, Dinkes BS: Sesama Pria Tinggi Penyebarannya

Apabila seseorang memiliki 500 sampai 1.200 sel CD4, berarti dia mengidap HIV sedangkan apabila sel CD4 kurang dari 200, maka orang itu mengidap AIDS.

Kedua virus ini juga punya dampak berbeda ketika disangkutkan dengan usia harapan hidup.

Pengidap AIDS akan memiliki harapan hidup lebih rendah seiring dengan lebih mudahnya penyakit menyerang sistem kekebalan tubuh.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: