Urutan Kematian Keluarga Kalideres Diungkap Forensik, Pertama Meninggal Suami
Forensik ungkap penyebab kematian keluarga Kalideres-Humas Polri-
JAKARTA, DISWAY.ID- Penyebab kematian Keluarga Kalideres akhirnya terungkap, Forensik mengungkapkan urutan kematian, polisi mengatakan kematian wajar dalam kondisi tidak wajar.
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Indonesia Dra. Reni Kusumowardhani menyampaikan hasil pemeriksaan secara psikologi dari para anggota keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Ia menuturkan, urutan kematian keluarga Kalideres tersebut diawali dari (Rudyanto), yang kemudian istrinya (Renny Margaretha), serta (Budyanto) dan (Dian).
BACA JUGA:Penyebab Kematian Keluarga Kalideres Terungkap Berbeda-beda, Ini Urutannya
“Pertama yang meninggal adalah Bapak Rudyanto, kemudian urutan berikutnya Ibu Reni, lalu Bapak Budianto dan Ibu Dian,” ujarnya.
Profil psikologis Rudiyanto, dikatakan memiliki ciri kepribadian khas yang ditampilkan sebagai orang yang baik, penurut, pendiam, tidak banyak bicara, serta cenderung membatasi diri, sehingga interaksi dengan orang lain terbatas.
Namun, Rudyanto memilik tingkat intelektual di atas rata-rata dan bersekolah maupun kursus di tempat ternama.
“Yang bersangkutan Bapak Rudianto ini tidak suka bergaul dan akibatnya tidak memiliki banyak teman. Di dalam interaksi keluarga itu cenderung menghindari konflik. Namun secara umum memiliki karakteristik suka bekerja, rajin bekerja dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Rudiyanto diduga memiliki masalah kesehatan lantaran minim aktivitas sejak pandemi serta minat sosial yang rendah.
BACA JUGA:Penyebab Kematian Satu Orang di Keluarga Kalideres Terungkap, Urutan Tewasnya Ikut Terbongkar?
Namun profilnya berkontribusi dalam keluarga dalam mengambil keputusan diserahkan kepada orang terpercaya, yakni istri dan adiknya, yang mengambil keputusan menggunakan pengobatan non medik dalam masalah kesehatan.
“Sehingga rating pertama penyebab kematiannya adalah kematian wajar, ditemukan kuat indikator kematian wajar karena usia atau kemungkinan sakit, dugaan pandemik atau penyakit lain. Jadi ada kepasrahan secara psikologis terhadap keadaan yang terjadi mencari bantuan, mengikuti apa yang dilakukan oleh keluarganya, tapi tampaknya tidak berhasil,” terangnya.
Karena keterbatasan dana yang dimiliki, Rudyanto yang telah meninggal tidak dimakamkan. Begitu juga dengan perilaku yang mengasingkan diri dengan memutus komunikasi dengan kerabat yang sudah lama sehingga sungkan dan enggan meminta pertolongan.
Ia mengungkapkap, dengan kepribadian seperti Renny Margaretha membuat kecil kemungkinan adanya bunuh diri. Namun berdasarkan fakta hasil pemeriksaan, kematiannya merupakan kematian wajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: