2000 Gengster Dipindah ke Penjara Terbesar di dunia, Presiden El Salvador: Ini Rumah Baru Mereka!

2000 Gengster Dipindah ke Penjara Terbesar di dunia, Presiden El Salvador: Ini Rumah Baru Mereka!

2000 Gengster Dipindah ke Penjara Terbesar di dunia, Presiden El Salvador: Ini Rumah Baru Mereka I-tangkapan layar-

"Pelacur, PlayStations, ponsel, dan komputer sangat terlarang bagi mereka yang berada di balik jeruji besi," katanya.

Penjara tersebut terletak sekitar 74 kilometer (46 mil) tenggara ibu kota San Salvador, terdiri dari delapan bangunan, masing-masing dengan 32 sel yang masing-masing menampung lebih dari 100 orang. 

BACA JUGA:Bharada E Resmi Dieksekusi di Lapas Salemba

Kompleks penjara baru di El Salvador tersebut, menjadikannya yang terbesar di dunia berdasarkan Guinness World Record, menggantikan posisi Kompleks Penjara Silivri di Istambul.

Namun, satu sel hanya memiliki dua wastafel dan satu toilet.

Sementara itu, peralatan elektronik akan difungsikan untuk mencegah hampir semua komunikasi dari area sel.

Sipir penjara, mengenakan topeng ski untuk melindungi identitasnya, dan mengatakan bahwa sel tidak akan termasuk kasur.

"Semua teroris yang menyebabkan kesedihan dan penderitaan bagi rakyat Salvador, akan menjalani hukuman mereka di bawah rezim yang paling berat," tambahnya.

BACA JUGA:Setega Itukah Aldila Jelita Tinggalkan Indra Bekti dengan Kondisi Sekarang? Pihak Keluarga Beri Tanggapan Begini

Sementara itu Menteri Kehakiman dan Keamanan Gustavo Villatoro di Twitter mengatakan, Kami menghilangkan kanker ini dari masyarakat.

“Ketahuilah bahwa Anda tidak akan pernah keluar dari CECOT, Anda akan membayar apa adanya,” lanjut Gustavo dala ciutannya.

El Salvador memiliki tingkat penahanan tertinggi di dunia dengan 2 persen dari populasi mereka saat ini berada di penjara.

Pemerintah El Salvador sendiri telah dituduh melakukan pelanggaran yang meluas karena memberikan kebebasan bagi sipil untuk memerangi aktivitas geng.

BACA JUGA:Duh! Digugat Cerai Aldila Jelita, Indra Bekti Belum Tahu?

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkritik tindakan tersebut, menuduh pemerintah memberdayakan dirinya sendiri untuk bertindak dengan impunitas dengan sedikit bantuan bagi mereka yang dipenjara secara tidak sah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: