Serangan Tentara Bayaran Rusia Menggila! 70 Persen Kota Bakhmut Berhasil Dikuasai, NATO: Invasi Bakal Meluas!
Seorang tentara Ukraina terluka oleh serangan artileri di Bakhmut, Ukraina, pada 23 Juni 2022. -Foto: NYTIMES-Disway.id
JAKARTA, DISWAY.ID - Tentara bayaran Rusia Wagner Group mengklaim telah berhasil menguasai 70 persen Kota Bakhmut yang terus menjadi episentrum peperangan dengan Ukraina.
"Pasukan Wagner telah menguasai sekitar 70 persen kota Bakhmut dan melanjutkan operasi untuk menyelesaikan pembebasan kota tersebut," kata Bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dikutip dari CNN, Selasa 21 Maret 2023.
Hingga kini, pasukan Rusia dan Ukraina terus memperebutkan kota Bakhmut selama beberapa bulan terakhir hingga menelan banyak kerugian.
BACA JUGA:Rusia dan Ukraina Klaim Ratusan Prajurit Tewas di Bakhmut
NATO mewanti-wanti Kota Bakhmut kemungkinan bakal jatuh ke tangan Negeri Beruang Merah dalam beberapa hari ke depan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut pasukan Rusia terus mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah panas itu, di tengah kelemahan mereka.
Pejabat intelijen NATO sebelumnya memprediksi bahwa jumlah prajurit Rusia yang gugur di Bakhmut lima kali lebih banyak dari pasukan Ukraina.
BACA JUGA:Pilot Rusia Jatuhkan Drone Amerika Dapatkan Penghargaan
Dikutip The Washington Post, kemenangan Rusia di Bakhmut bisa memberikan Moskow keuntungan memperluas agresinya ke wilayah lain terutama barat laut Ukraina seperti Slovyansk atau ke kota di utara, Siversk.
ICC Keluarkan surat perintah penangkapan Vladimir Putin
Sebanyak 40 Menteri Kehakiman dari 40 negara telah menggelar rapat di London, Inggris, pada Senin 20 Maret 2023 guna membahas dukungan terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC).
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Komisaris untuk Hak Anak, Maria Lvova-Belova.
"Kami berkumpul di London hari ini karena disatukan oleh satu tujuan: untuk meminta pertanggungjawaban kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina selama invasi yang tak adil, tak beralasan, dan melanggar hukum.," kata Wakil Perdana Menteri Inggris, Dominic Raab, dalam pernyataan resmi, seperti dikutip AFP.
BACA JUGA:Rudal Rusia Kembali Hujani Ukraina, Jaringan Listrik Terputus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: