Sejarah Kebudayaan Islam: Ada Keragaman dan Toleransi dalam Penentuan Awal Ramadan

 Sejarah Kebudayaan Islam: Ada Keragaman dan Toleransi dalam Penentuan Awal Ramadan

Ilustrasi puasa ramadan-Pixabay/ mohamed_hassan-Pixabay/ mohamed_hassan

Di sisi lain, mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali tidak mengharuskan adanya penentuan awal dan akhir Ramadan oleh pemerintah. 

Dalam konteks ini, ulama menegaskan bahwa umat Islam yang berada di wilayah pemerintah yang bersangkutan harus tunduk dan mengikuti keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang.

Setiap zaman tentu memiliki ciri khas yang unik dan peradabannya sendiri, termasuk (peradaban Islam) di Indonesia. 

Peradaban di era empat mazhab bisa jadi ideal dalam masanya begitu juga dengan peradaban era dan konteks Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia telah menjalani berbagai tahapan peradaban yang tercermin dalam beragam aspek kehidupan, termasuk dalam penentuan awal Ramadan

Perbedaan pendapat yang kerap terjadi dalam menentukan awal Ramadan, justru menunjukkan keberagaman dan toleransi yang dimiliki oleh umat Islam di Indonesia.

Keunikan dan identitas keragaman ini mencerminkan kekayaan tradisi dan kebudayaan yang telah dijaga oleh umat Islam di Indonesia sepanjang sejarah. 

Meskipun terdapat perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, umat Islam di Indonesia tetap menjaga persatuan dan kebersamaan dalam melaksanakan ibadah puasa. 

BACA JUGA:Intip Tugas dan Gaji PPS Pemilu 2024, Ada Santunannya Hingga Rp 36 Juta

Hal ini membuktikan bahwa keberagaman yang ada tidak menghalangi umat Islam di Indonesia untuk tetap bersatu dalam menjalankan ajaran agama. 

Sebaliknya, keberagaman ini semakin mengukuhkan identitas umat Islam Indonesia sebagai masyarakat yang toleran dan menghargai perbedaan pendapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: