Direktur ALGORITMA Sebut Endorsement Jokowi Tidak Akan Berdampak Besar Kepada Masyarakat
Presiden RI, Joko Widodo bersama dengan ketua umum partai politik dari KIB dan KIR-Intan Afrida Rafni-
Pertama, yaitu perlunya calon presiden dan wakil presiden yang dapat melanjutkan agenda pembangunan Pak Jokowi di periode berikutnya.
BACA JUGA:Simak, Begini Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan di hari Kamis
BACA JUGA:Didukung PLN, Pameran PEVS 2023 Targetkan 30 Ribu Pengunjung dengan Transaksi Rp 285 Miliar
Kemudian yang kedua, adanya kebutuhan untuk dapat memenangkan pilpres dengan peluang besar yang ditopang dengan elektabilitas dari capres-cawapres yang tinggi.
“Ada peluang agar pelaksanaan pilpres hanya dilakukan satu ronde saja. Argumennya tentu terkait dengan efisiensi anggaran pemilu,” imbuhnya.
Disisi lain, KIB dan Koalisi KIR disebut oleh Presiden Jokowi sebagai koalisi yang cocok satu sama lain. Dia mengatakan bahwa kedua koalisi ini sangat serasi dalam membangun koalisi.
“Cocok,” ujar Presiden Jokowi saat ditemui di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu, 2 April 2023 lalu.
BACA JUGA:3 Cara Kontrol Emosi Saat Puasa Ramadhan, Salah Satunya Banyak Berdoa
Meskipun begitu, Jokowi enggan mengatakan bahwa kedua koalis ini pantas untuk membentuk koalisi besar.
"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai," imbuhnya.
Adapun koalisi besar yang dimaksud, yaitu gabungan antara KIB dan KIR yang terdiri dari lima partai pemerintah, yaitu Partai Golkar, PPP, PAN, Partai Gerindra, dan PKB.
Jokowi pun mengatakan bahwa dirinya tidak ingin ikut campur terkait masalah tersebut karena itu merupakan ranahnya para ketua umum partai politik.
Namun, dirinya tetap berpesan untuk memusyawarahkannya terlebih dahulu mengingat demi kebaikan bangsa Indonesia.
"Untuk kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: