Rian Mahendra Ngotot Perjuangkan Nasib Romyani, Hancurkan Stigma Sopir Bus Selalu Salah: 'Jangankan Terdakwa, Tersangka Aja Miris'
Rian Mahendra kesal PO MTI miliknya dituding tiru trayek PO Haryanto di jalur Jakarta-Pekalongan.-@rianmahendra83-Instagram
Rian Mahendra mencium aroma kejanggalan dari investigasi KNKT itu, ia tetap yakin bahwa memang ada oknum anak kecil yang 'iseng' melepas rem tangan bus sehingga pada akhirnya bus yang dikendarai oleh Romyani berjalan sendiri.
Tenaga Ahli PO Kencana itu menuturkan bahwa ia tidak setuju dengan pernyataan Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan yang menyebut hampir tidak mungkin anak kecil melepas handrem.
"Gue udah bilang lho, sampai ada yang bikin narasi juga 'wah nggak mungkin dimainin sama anak kecil karena handrem itu kan berat'... Mas, masa lo pengen ngeyel sama gue sih mas?," kata Rian Mahendra dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Senin, 15 Mei 2023.
"Gue udah berapa tahun mas main di bus, handrem itu bukannya berat. Bahkan anak tujuh atau delapan tahun juga bisa mainin handrem, yang gue maksud adalah handrem itu perlu niat untuk ngelepas, jadi enggak ada sejarahnya handrem itu nggak sengaja kesenggol terus kelepas kebuka itu nggak ada sejarahnya mas. Perlu niat dan agak sedikit ada tenaga karena harus agak neken sedikit natik itu dia udah balik sendiri," sambungnya.
Jadi Rian Mahendra secara tegas masih meyakini bahwa bocah berusia 6 sampai 8 tahun kalau mau mencoba melepas rem tangan bus masih bisa melakukannya.
Ia pun menegaskan juga bahwasannya tidak ada sejarahnya handrem atau rem tangan terlepas atau terbuka sendiri tanpa ada yang melakukannya.
Sudah pasti, kata Rian, ada niat dari oknum nakal untuk melepas handrem itu sendiri karena kalau kesenggol saja dirasa mustahil baginya.
Lebih lanjut, Rian Mahendra juga tak melewatkan untuk mengkritisi pernyataan KNKT soal 'handrem bus PO Duta Wisata bekerja dengan baik'.
Eks Dirut PO Haryanto itu juga heran dengan pernyataan KNKT yang mengatakan bahwa ada gaya tahan dari bus ketika merosot.
"Jadi maksudnya begini kata dia (KNKT), handrem menyala karena kelebihan tonase yang isinya cuma 36 orang (penumpang) itu berapa sih pak beratnya? Maaf ya pak, tonasenya bus itu berapa? Itu mungkin bisa dikalkulasi lagi nanti," jelas Rian Mahendra.
"Atau mungkin nanti kalau direkonstruksi, saya pur deh pak enggak usah diisi 36 orang, ditambahin aja penumpangnya jadi 60 orang atau jadi 70 orang dua kali lipat. Kita tes di kondisi kayak gitu bisa nggak hal kayak gitu bikin handrem enggak bekerja dengan baik karena setahu saya ya pak, maaf ya, handrem zaman sekarang sudah menggunakan angin kan beda sama kayak zaman-zaman masih pakai minyak rem tuh pak yang tarikan pakai selang ya kan," sambungnya.
Kalau Rian Mahendra bayangkan, ibarat velg motor kita selipkan pipa besi pasti tidak akan bisa mutar rodanya.
Lihat postingan ini di Instagram
"Otomatis bus pasti ban nyeret pak, andaikana bus itu geloyor atau turun, sedangkan posisi awalnya juga terparkir di sini, terus kok bisa ban itu ngegelinding?" pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: