Penyebab, Gejala dan Cara Mencegah Penyakit Rabies
Seorang anggota polisi dan dua anak-anak digigit anjing di Kabupaten Dompu-Ilustrasi/Freepik-Ilustrasi/Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID-Rabies atau yang dikenal dengan istilah “penyakit anjing gila” menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.
Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Umumnya, virus penyebab rabies menular ke manusia melalui gigitan hewan.
Rabies tergolong penyakit berbahaya karena berisiko menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani.
BACA JUGA:Apa Penyebab Penyakit Cinderella Complex dan Cara Mengatasinya
Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat membuat kondisi pasien memburuk dan mengalami kematian dengan cepat.
Penyebaran virus ke otak dapat terjadi lebih cepat jika pasien mengalami gigitan atau cakaran di area leher atau kepala.
Jenis hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies antara lain: Anjing, Kucing, Monyet, Kelelawar, Musang, Sapi, Kambing, Kuda, Kelinci, Berang-berang, Rubah, Rakun, Sigung.
Virus rabies paling sering ditularkan melalui gigitan anjing, dan faktanya, populasi anjing liar di Indonesia bisa dibilang tidak sedikit.
BACA JUGA:Kasus Rabies Meningkat, Pemerintah Siapkan Vaksin untuk HPR
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda dan gejala anjing sakit yang terinfeksi virus rabies, sehingga penyakit rabies dapat dihindari.
Beberapa gejala yang dapat muncul pada anjing yang terinfeksi virus rabies adalah:
- Mudah menyerang orang (agresif)
- Mulut berbusa
- Air liur berlebih
- Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara
- Suka menyendiri dalam ruangan gelap
- Demam
- Tidak nafsu makan
- Lemah
- Kejang
- Lumpuh
Dari gejala di atas bisa diketahui bahwa rabies tidak selalu menyebabkan anjing menjadi agresif atau seperti “anjing gila”.
Pada beberapa kasus, rabies justru bisa menyebabkan anjing menjadi lemah dan lebih pendiam.
Gejala Terinfeksi Virus Rabies
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: