CEO 2 Merek Naungan Tjufoo Masuk Forbes 30 Under 30 Asia 2023, Strategi Bisnis Berorientasikan Produk Jadi Kunci
Tjufoo, brand aggregator dengan misi Indonesia First, berkomitmen untuk terus menjalin kemitraan strategis--
Tahun 2020 menjadi tantangan terberat kedua merek seiring pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19, yang berdampak pada melemahnya permintaan konsumen dan aktivitas penjualan di ranah offline.
Komitmen product-centric dan consumer-centric menjadi strategi kedua brand dalam memperluas jangkauan dan lebih dekat dengan pelanggan di seluruh Indonesia.
Termasuk diantaranya, konsisten berinovasi untuk diversifikasi produk dan mengikuti tren yang berkembang di masyarakat.
Silvano Christian, Chief Executive Officer Dapur Cokelat, mengungkapkan bahwa pandemi selama hampir tiga tahun terakhir menjadi tantangan terbesar yang dihadapi Dapur Cokelat selama 22 tahun berbisnis. “Kami melihat ada urgensi untuk lebih agile memanfaatkan peluang dan menjalankan bisnis di tengah berbagai keterbatasan selama pandemi.
BACA JUGA:Promo SPBU bp-AKR: Beli 30 Liter, Gratis 2 Liter,
Maka dari itu, berbagai inovasi kami hadirkan untuk bisa beradaptasi, mulai dari menjual produk pre-mix untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin mengisi waktu luang dirumah dengan belajar baking dengan mudah menggunakan produk pre-mix Dapur Cokelat, serta mendirikan titik penjualan “delivery points” di berbagai wilayah potensial agar dapat menjangkau pelanggan Dapur Cokelat lebih dekat, hingga meluncurkan aplikasi Dapur Cokelat untuk semakin mempermudah pelanggan bertransaksi produk Dapur Cokelat dimana saja dan kapan saja secara online,” Silvano menjelaskan.
Lebih lanjut, Silvano mengungkapkan bahwa resiliensi bisnis menjadi alasan utama Dapur Cokelat memutuskan bergabung ke dalam ekosistem Tjufoo. “Kami harus agile beradaptasi terhadap perubahan preferensi konsumen yang semakin digital-savvy.
Inilah mengapa kami memilih bergabung dengan ekosistem Tjufoo, karena kami melihat beberapa manfaat yang ditawarkan dan support yang diberikan, seperti expertise dan skill yang dibutuhkan brand. Sehingga kami dapat lebih siap menumbuhkan Dapur Cokelat ke tingkat selanjutnya di tengah kompetisi industri yang semakin tinggi.” ujar Silvano.
Strategi Word of Mouth untuk Perluas Potensi Pasar Di lain pihak, sebagai pelopor suplemen kesehatan asli Indonesia, produk-produk Muscle First dalam waktu singkat mendapat respons masif dan positif dari konsumen berkat inovasi rasa, jaminan halal, dan food safety yang menjadikannya aman dikonsumsi semua kalangan, bahkan oleh penderita diabetes sekalipun.
Seiring meningkatnya minat gaya hidup health-conscious di Indonesia, Muscle First juga aktif membagikan menginspirasi melalui konten-konten olahraga dan tips kesehatan di berbagai media sosial yang terbukti sukses membantu memperluas brand awareness-nya.
Sally Varsly, Founder Muscle First, mengungkap kesuksesan penjualan Muscle First juga turut didukung sistem jejaring reseller yang mencapai ratusan agen distributor di seluruh Indonesia, terutama di masa pandemi ketika peningkatan minat berolahraga di rumah menumbuhkan peluang word of mouth via komunikasi digital dalam memperluas basis pelanggan.
Ke depannya, menurut Sally, Muscle First akan fokus meningkatkan potensi pasar di tahun ini dengan memperluas online dan offline presence.
Lebih lanjut, Sally menambahkan optimalisasi bisnis menjadi alasan Muscle First bergabung dengan Tjufoo. “Kami memahami bahwa untuk bisa terus relevan, dibutuhkan sinergi dengan pihak yang dapat memperkaya kapabilitas kami, karena sebuah perusahaan tidak bisa menguasai semua bidang sekaligus dengan sama baiknya.
Bersama dengan Tjufoo, kami akan berfokus meningkatkan kapabilitas lini penjualan, operasional, hingga rantai pasok untuk bisa terus menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan,” ujar Sally.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: