Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu Jurdil Temukan 52 Juta Data Aneh

Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu Jurdil Temukan 52 Juta Data Aneh

Juru bicara Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu Jurdil , Dendi Susianto-Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY. ID - Perkumpulan Warga Negara Untuk Pemilu Jurdil menemukan 52 juta data aneh dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2024.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Perkumpulan, Dendi Susianto saat konferensi pers di Resto Upnormal, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Juni 2023.

Dia mengatakan bahwa data tersebut ditemukan setelah pihaknya meneliti data DPS berjumlah 205.768.061 yang diterima oleh partai politik. 

BACA JUGA:Lapor Dana Kampanye Dihapus, Fahri Hamzah Khawatir Pemilu Bakal Semakin Liar

"KPU mengirim ke Partai Politik berupa salinan DPS Pemilu 2024 dalam bentuk soft copy excel CSV," ujar Dendi Susianto kepada media. 

Adapun dari data yang diterima tersebut, kata Dendi Susianto, pihaknya langsung menelitinya dan menemukan 25,3 persen data aneh. 

"Setelah meneliti data DPS kami menemukan 52.048.328 atau 25.3 persen data janggal," kata Dendi

"Data janggal tersebut yaitu pemilih berumur lebih dari 100 tahun, pemilih berumur kurang dari 12 tahun, pemilih memiliki identitas yang sama, pemilih memiliki RT 0, pemilih memiliki RW 0, pemilih memiliki RT dan RW 0," lanjutnya. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa data DPS yang dikeluarkan KPU sangatlah minim informasi, yaitu hanya memuat nama, umur, desa, RT, RW. 

BACA JUGA:Aturan Baru! KPU Perbolehkan Mahasiswa-Santri Luar Daerah Nyoblos Pemilu 2024 Tanpa Pulang

Menurutnya, dengan data yang minim tersebut sangat mustahil untuk masyarakat baik dari kalangan warga negara, partai peserta Pemilu, maupun lembaga pemantau pemilu untuk ikut membantu KPU memverifikasi DPS sebagaimana yang diamanatkan UU Pemilu.

Oleh sebab itu, dia sangat menyayangkan KPU yang tidak mengeluarkan data secara jelas sehingga menghambat hak warga negara untuk ikut memantau Pemilu 2024 agar jujur dan adil.

"Data aneh ini harus dibersihkan karena berpotensi keliru dan dapat dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab untuk melakukan kecurangan," imbuhnya. 

BACA JUGA:Lionel Messi Tak Jodoh, Al Hilal Goda Neymar Dengan Gaji Rp 3,19 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: