Kondisi Terkini Kapten Pilot Susi Air Philips Marthen Diungkap Pimpinan TPNPB OPM: Kami Sudah Kabarkan Keluarganya
Tokoh masyarakat Papua, Yonas Nusy menyebut perbuatan kelompok KKB bukanlah bentuk perjuangan.-Foto/Twitter/@PapuaWeb -Foto/Twitter/@PapuaWeb
JAKARTA, DISWAY.ID – Setelah disandera sejak 14 Februari lalu oleh pasukan TPNPB OPM dibwah komando Egianus Kagoya, kondisi terkini Kapten Pilot Susi Air Philips Marthen diungkap pimpinan TPNPB OPM.
Jeffrey Bomanak yang merupakan pimpinan TPNPB OPM menungkapkan kondisi terkini dari pilot Susi Air.
Sebelumnya pihak TPNPB OPM melalui Egianus Kagoya sempat mengeluarkan ancaman bahwa akan melakukan eksekusi terhadap pilot Susi Air pada 1 Juli lalu jika pemerintah Indonesia tidak memenuhi tuntutan mereka.
Akan tetapi Jeffrey menjelaskan jika pihaknya tidak jadi melakukan eksekusi dan memilih untuk tetap melakukan negosisi dengan pemerintah Indonesia.
BACA JUGA:Indonesia Tidak Berhak Memerdekakan Papua, Pimpinan TPNPB OPM: Dia Hanya Satpam Amerika
BACA JUGA:Pimpinan OPM Jawab Ancaman Sebby Sambom: Juru Bicara OPM TPNPB Tidak Berhak Intervesi Jenderal
Dalam tayangan video di Paradox Papua, pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengungkapkan kondisi terkini dari pilot Susi Air.
Menurut Jeffrey pihaknya telah mengabarka keluarga serta pemerintah Selandia Baru atas kondisi terkini dari Philips Marten atau Philip Mark Mehrtens.
“Menuju tujuh bulan penyenderaan dari Pilips Marten ini kami telah memberikan kabar pada keluarga, pemerintah dan ambassador new Zeland bahwa kadaannya saat ini masih tetap aman,” terang Jeffrey.
Akan tetapi Jeffrey menyayangkan sikap dari pemerintah Indonesia yang sepertinya lepas tangan atas penyenderaan Philips Marten.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Gelar Rapat Pembebasan Pilot Susi Air di Papua: Jangan Kira Kita Diam Saja
BACA JUGA:Sebby Sambom Ungkap Presiden Jokowi Buka Negosiasi Dengan TPNPB-OPM Bebaskan Pilot Susi Air
Selain itu Jeffrey juga mengatakan bahwa penyanderaan dari Philips Marten merupakan penyanderaan yang ke sembilan dan penyanderaan ini merupakan bermuatan politik.
“Ini adalah strategi kami dalam perjuangan untuk memerdekaan Papua,” terang Jeffrey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: