Gus Yaqut Imbau Cek Rekam Jejak Calon Pemimpin, Tak Pilih Pemecah Belah Umat

Gus Yaqut Imbau Cek Rekam Jejak Calon Pemimpin, Tak Pilih Pemecah Belah Umat

Menag Yaqut Cholil Qoumas-kemenag-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat dapat mengecek rekam jejak calon pemimpin menjelang Pemilu 2024 mendatang.

Dengan mengecek rekam jejak tersebut, masyarakat agar tidak memilih calon pemimpin yang memecah belah umat.

"Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," ujar Gus Yaqut, sapaan karib Menag di Garut, dikutip dari rilis kemenag, Senin September 2023.

BACA JUGA:Arah Politik Terbaru Partai Demokrat: Segera 'Move On', Siap Menyongsong Peluang

Gus Yaqut mengingatkan, calon pemimpin tidak menggunakan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan.

"Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat, masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok," kata Gus Yaqut.

Sedangkan pemimpin yang ideal, menurut Gus Yaqut, harus mampu menjadi rahmat bagi semua golongan.

"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," terang Ketua Umum GP Ansor ini.

Dikatakannya, penelusuran rekam jejak penting saat menentukan calon pemimpin bangsa mendatang.

Rekam jejak ini bertujuan agar bangsa Indonesia memperoleh pemimpin yang amanah dan dapat mengemban tanggung jawab kemajuan negeri ini.

BACA JUGA:Anies Baswedan Juga Larang Sahroni Laporkan SBY ke Polisi, Ingin Fokus Pemenangan Pemilu 2024

"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden, kita, lihat betul rekam jejaknya," seru Gus Yaqut.

Ia berharap elemen keagamaan dapat mengambil peran yang lebih besar menjelang tahun politik untuk mendamaikan umat.

"Yaitu bagaimana umat ini bisa tetap tenang, tetap teduh, tetap damai meskipun berbeda-beda dalam pilihannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: