Wamen Rosan: Inklusivitas Keuangan Jadi Landasan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Wamen Rosan: Inklusivitas Keuangan Jadi Landasan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Wamen Rosan: Inklusivitas Keuangan Jadi Landasan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan-Dok BUMN-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Inisiatif keuangan digital di Kawasan ASEAN berkontribusi besar dalam mempercepat inklusi keuangan di kawasan. 

Selama beberapa tahun terakhir, terdapat kemajuan yang pesat dimana BUMN turut menjadi pemain penting dalam memandu transformasi di tengah maraknya pengembangan keuangan digital.

BACA JUGA:Menteri BUMN Erick Thohir Dorong Pembiayaan Berkelanjutan dalam Pembukaan ASEAN-Indo Pacific Forum, BRI Siap Perbesar Portofolio Pembiayaan

ASEAN sebagai rumah dari 680 juta penduduk dan 70 juta UMKM masih menghadapi tantangan inklusivitas keuangan yang signifikan. 

Tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan transaksi danmenggunakan jasa layanan bank tercatat masih rendah dengan persentase penduduk hingga 70% belum menggunakan layanan perbankan. 

Tidak hanya itu, sekitar 39 juta dari 70 juta UMKM juga menghadapi kekurangan pendanaan yang cukup besar dengan nilai USD300 Miliar setiap tahunnya.

BACA JUGA:Maknai Hari Pelanggan Nasional 2O23, BRI Terus Berikan Kualitas Layanan Terbaik

Wakil Menteri BUMN, Rosan Roeslani menjelaskan, di tengah kondisi ini munculnya layanan keuangan digital membuka jalan untuk menjembatani kesenjangan keuangan.

Khususnya bagi mereka yang belum mempunyai rekening bank, belum memakai jasa layanan perbankan, dan juga bagi UMKM yang sebelumnya mungkin dinilai unbankable. 

Layanan keuangan digital memainkan peran penting dalam mendorong inklusivitas keuangan, dan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan ASEAN.

BACA JUGA:Lengkap! Begini Cara Ikut Program KUR BRI Terbaru 2023, Catat Syarat Lengkapnya

“Kita telah melihat contoh di negara-negara ASEAN, bahwa pertumbuhan dan revolusi keuangan digital telah meningkatkan perekonomian negara dan inklusivitas ekonomi.

"Hal serupa juga terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, di mana Indonesia telah berada di garis depan untuk revolusi keuangan digital, menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan yang luar biasa,” tutur Rosan.

Rosan mengungkapkan, antara tahun 2011 hingga 2022, pemain fintech di Indonesia meningkat enam kali lipat dari semula 51 pemain menjadi 334 pemain aktif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads