Kabar Pemuda Melayu Ajak Demo Besar-besaran, Ini Kata Polda Kepri

Kabar Pemuda Melayu Ajak Demo Besar-besaran, Ini Kata Polda Kepri

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Zahwani Pandra Arsyad.-Tangkapan layar-

BATAM, DISWAY.ID- Polda Kepulauan Riau (Kepri) memastikan berita ajakan demo besar-besaran  Pemuda Melayu pada 23 September 2023, adalah hoaks.

Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad menegaskan, pihaknya akan mendalami siapa penyebar hoaks tersebut.

Ia memastikan, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatanya secara hukum.

BACA JUGA:Komnas HAM Ungkap Alasan BP Batam Tak Bisa Pindahkan Lokasi Pembangunan Proyek Rempang Eco City

“Karena hal tersebut dapat dikenai Pidana sesuai Undang-Undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan transaksi elektronik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu 23 September 2023. 

Diimbau Kabid Humas, seluruh masyarakat agar tidak menyebarkannya. Selain itu diingatkannya, sistem keamanan Polri sudah berjalan.

“Saya Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, menekankan pentingnya memeriksa dan memverifikasi informasi sebelum mempercayainya atau menyebarkannya."

"Gunakan sumber berita terpercaya, situs web resmi, atau pernyataan dari pihak berwenang untuk mendapatkan informasi yang sah dan dapat dipercaya, masyarakat rempang saat ini sudah beraktifitas normal seperti biasa, diharapkan untuk tidak membuat hati dan perasaan saudara-saudara kita jadi mencekam, dengan informasi-informasi yang bersifat Provokatif bukan informatif sesuai fakta yang saat ini terjadi,“ jelasnya panjang lebar. 

BACA JUGA:Hoax Persoalan Pulau Rempang Bertebaran di Medsos, Isu SARA Leluasa Provokasi untuk Diskreditkan PSN

Lebih lanjut ia berharap agar di era digital ini sangat penting untuk menggunakan kecerdasan dan kedewasaan saat berbagi informasi atau berita. 

Masyarakat juga seharusnya tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas asal usulnya, namun disebarluaskan oleh individu tidak bertanggung jawab.

“Jangan berbagi tanpa pertimbangan yang matang, terutama jika melibatkan ujaran kebencian yang dapat menghasilkan informasi palsu. Kita harus bijak dalam menyaring informasi mana yang berguna dan mana yang tidak membawa manfaat," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: