Satgas Anti Mafia Bola Polri : Klub Liga 2 2018 yang Diduga Terlibat Match Fixing Kini Main di Liga 1

Satgas Anti Mafia Bola Polri : Klub Liga 2 2018 yang Diduga Terlibat Match Fixing Kini Main di Liga 1

Kasatgas Anti Mafia Bola, Irjen Asep Edi Suheri: Satgas Anti Mafia Bola Polri kembali menetapkan 2 tersangka kasus pengaturan skor di Liga 2 2018.-Disway.id/Anisha Aprilia-

JAKARTA, DISWAY.ID-Satgas Antimafia Bola mengungkapkan klub yang terlibat match fixing atau pengaturan skor pada pertandingan Liga 2 2018 kini bermain di Liga 1.

"Saat ini di 2023 ya masih di liga 1. Jadi perlu diketahui dari 2018 sampai 2023 berarti ada pertandingan kan. Namun kan di tahun 2020-2021 akhir itukan kita tidak ada pertandingan. Jadi mulai lagi di 2021 akhir hingga saat ini," kata Kasatgas Anti Mafia Bola Polri Irjen Asep Edi Suheri di Bareskrim, Kamis, 12 Oktober 2023.

Asep menjelaskan pertandingan tersebut terjadi di tahun 2018. Ia mengatakan klub tersebut mencatatkan tujuh kemenangan dari delapan pertandingan di Liga 2.

BACA JUGA:2 Tersangka Kasus Pengaturan Skor di Liga 2 2018 Ditetapkan Satgas Anti Mafia Bola Polri: Mereka Pemberi Suap

"Iya, dalam beberapa pertandingan memang klub 'Y' ini menang. Kecuali 1 (pertandingan kalah), dan naik untuk ke Liga 1. Kalau nggak salah dari 8 (pertandingan) itu 1 yang kalah. Tapi dari 7 itu menang semua," kata Asep.

Pria yang menjabat sebagai Wakabareskrim ini menyebut total uang yang dikeluarkan klub Y mencapai Rp 800 juta. 

"Sampai saat ini terdata kurang lebih sekitar Rp 800 juta. Kalau pengakuan mungkin bisa sampai Rp 1 miliar lebih. Tapi yang terdata sesuai fakta yang kita dapat ada Rp 800 juta." Ungkapnya.

BACA JUGA:10 Pelaku Pengoplos Beras Ditangkap Satgas Pangan Polri Sepanjang 2023

Dalam kasus ini, Satgas Antimafia Bola kembali menetapkan dua orang sebagai tersangka terduga suap. Kedua tersangka itu berinisial VW dan DR.

Kedua tersangka menyuap perangkat pertandingan agar klub yang mereka urus menang pertandingan hingga naik kelas ke Liga 1. Klub dari VW dan DR pun menang terus hingga dapat naik kelas dari Liga 2.

"Adapun motif tersangka DR melakukan penyuapan adalah untuk memenangkan Klub Y agar dapat masuk atau maju ke Liga 1," ucap Asep.

Total dengan penambahan ini ada 8 tersangka dalam kasus pengaturan skor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: