Studio Pertama CURIOOkids Hadir di Indonesia, Siap Bangun Masa Depan Anak dari Sekarang

Studio Pertama CURIOOkids Hadir di Indonesia, Siap Bangun Masa Depan Anak dari Sekarang

Studio Pertama CURIOOkids Hadir di Indonesia, Siap Bangun Masa Depan Anak dari Sekarang-dok. Curiookids-

CURIOOkids juga mengusung empat metode untuk membangun soft skills anak-anak dalam berkembang, yang antara lain adalah: 1) Cross-Curricular Learning, 2) Project-Based Learning, 3) Experiential Learning, dan, 4) Inquiry-Based Learning. 

Kish Gill menambahkan, “Anak-anak yang lebih aktif dan dominan berbicara dibanding para pengajarnya dapat mendorong anak-anak untuk lebih kritis mengajukan lebih banyak pertanyaan agar mereka menciptakan proyek sendiri, bahkan lambat laun anak-anak dapat menyelesaikan masalah yang muncul secara mandiri.” 

CURIOOkids juga mengimplementasikan praktik secara langsung yang mendorong anak-anak untuk menggunakan seluruh panca indera mereka dalam merasakan, mengalami, dan mengembangkan diri mereka. 

BACA JUGA:Jangan Salah Lagi, Ini Pengucapan yang Benar Kata Fotokopi yang Baku Sesuai KBBI

Jadi, pola belajar yang diterapkan bukan hanya belajar teori atau banyak berdiam di meja. 

Dalam hal ini maka CURIOOkids selaras dengan misi Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia

Kurikulum Merdeka mencanangkan para pelajar agar mereka lebih condong untuk belajar dari pengalaman-pengalaman dalam mempraktikkan apa yang dipelajari sehari-hari.

Sejalan itu, Samanta Elsener, psikolog anak dan keluarga menyampaikan pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada anak untuk menemukan potensi, mengembangkan learning behaviour, dan mengasah keterampilan esensial.

"Motivasi intrinsik berasal dari kebutuhan dasar psikologis: perasaan kompeten, otonomi dan regulasi diri. Ketiganya saling mempengaruhi dalam mendorong anak-anak untuk melakukan sesuatu,” ungkapnya.

BACA JUGA:Prodi Jurnalistik FDIKom UIN: Kampus Jadi Ruang Rentan Kekerasan Berbasis Gender

“Ketika anak-anak merasa memiliki kendali atas pembelajaran dan perkembangan mereka, mereka lebih cenderung menjadi aktif, antusias, dan fokus mencapai tujuan,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, motivasi ekstrinsik (proses pengkondisian dari luar diri) juga memiliki pengaruh yang setara besarnya. 

“Penghargaan dan pengakuan eksternal juga memiliki peran penting dalam memotivasi anak-anak. Ketika merasa diakui, baik oleh orang tua, guru, dan lingkungan sekitar mereka, kepercayaan diri anak-anak pun semakin tumbuh,” terang Samanta. 

“Adanya motivasi intrinsik maupun ekstrinsik berdampak besar pada perkembangan anak-anak, terutama dalam mengasah hard skill, soft skill dan regulasi emosi, sehingga mereka mampu berprestasi secara akademis, menjalin relasi sosial yang positif, dan lebih lanjut mendorong kesuksesan berkarir saat dewasa nanti,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: