Kontroversi Nyamuk Wolbachia Cegah DBD, Siti Fadilah: Utak-utik Gen Efeknya Jangka Panjang

Kontroversi Nyamuk Wolbachia Cegah DBD, Siti Fadilah: Utak-utik Gen Efeknya Jangka Panjang

Kontroversi nyamuk Wolbachia cegah DBD juga disampaikan oleh Siti Fadilah yang mengatakan bahwa hal ini akan ganggu rantai ekologi.-freepik-

Penelitian Wolbachia di Indonesia sendiri telah dilakukan sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija, mulai dari fase persiapan dan pelepasan Aedes Aegypti ber-Wolbachia dalam skala terbatas pada 2011-2015.

BACA JUGA:Tersangka Korupsi BTS Kominfo Sadikin Rusli dan Achsanul Qosasi Kembalikan Rp 31,4 Miliar ke Kejagung

BACA JUGA:Go International, Pegadaian Raih Penghargaan Global Corporate Sustainability Awards (GCSA) di Taiwan

Dharma Pongrekun yang merupakan Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri mengatakan bahwa dirinya nyamuk yang dilepas di Bali merupakan nyamuk bionic atau hasil rekayasa genetic.

Menurut Dharma isu nyamuk ini telah terdengar sejak tahun lalu di mana Bill Gates datang ke Jawa Timur untuk project nyamuk ini.

Sedangkang Siti Fadilah yang pernah memangku jabatan sebagai Menteri Kesehatan RI 2004-2009 mentakan bahwa nyamuk ini pada September lalu telah di sebar di beberapa wilayah, di antaranya Jakarta Barat, Jawa Tengan dan Bandung.

Penyebaran ini merupakan salah satu program dunia yang bernama World Mosquito Program.

BACA JUGA:Cisadane Meluap, 6 RT di Teluknaga Tangerang Terendam Banjir

BACA JUGA:Selamat Jalan Kolonel Subhan, Perwira AU yang Gugur dalam Jatuhnya Pesawat Tucano Baru Selesaikan Misi Kemanusiaan ke Gaza Palestina

Siti Fadilah mengungkapkan bahwa dirinya sempat didatangi beberapa ahli nyamuk yang mempertanyakan apakah sudah mengetahui efek jangka panjangnya.

“Hal tersebut dikarenakan jika mengutak-utik gen, maka dampaknya baru dapat diketahui dalam jangka waktu yang lama bahkan mencapai 10 tahun yang akan datang,” tambah Siti Fadilah.

Menurut Siti Fadilah, para ahli ekologi mengatakan jika nyamuk tersebut diciptakan merupakan bagian dari rantai ekologi yang telah berlangsung di dunia dan merupakan bagian dari keseimbangan alam,” tambahnya.

“Meskipun ini program dunia, namun salah satu negara yang awalnya ikut serta akhirnya mengundurkan diri, yaitu Singapura,” jelasnya di akun TikTok@sitifadilah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: