Pentas Teater Diduga Diintimidasi, Berikut Klarifikasinya

Pentas Teater Diduga Diintimidasi, Berikut Klarifikasinya

Dugaan adanya intimidasi dari polisi dalam penandatanganan surat pernyataan izin penyelenggara pentas teater berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat dibantah.-Rafi Adhi Pratama-

JAKARTA, DISWAY.ID - Dugaan adanya intimidasi dari polisi dalam penandatanganan surat pernyataan izin penyelenggara pentas teater berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, dibantah.

Perwakilan Kayan Production, Indah mengatakan dirinya memastikan dalam penyelenggaraan acara tersebut tidak ada intimidasi.

"Hanya mau menyampaikan bahwa saya memang yang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian," katanya kepada awak media, Selasa 5 Desember 2023.

BACA JUGA:Anies Sindir Gibran Soal Asam Folat Cegah Stunting: Itu dari Tanaman, Bukan Bengkel

Diungkapkannya, surat pernyataan yang disinggung Butet diberi polisi sebelum pentas teater digelar. 

Dijelaskannya, tidak ada intimidasi dari pihak berwajib guna menandatangani surat pernyataan itu.

Namun dia tidak merinci soal isi dari surat pernyataan itu.

"Untuk pengurusannya pada saat pengurusan surat penyataan tersebut disampaikan ke kepolisian sebelum event. Tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut gitu aja," jelasnya.

Sebelumnya, beredar informasi adanya dugaan intimidasi dialami seniman Butet Kartaredjasa ketika hendak menggelar pentas teater berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat viral di media sosial.

BACA JUGA:Abuya Muhtadi Jadi Dewan Penasehat TPN Ganjar-Mahfud

Akun Instagram @agusnoor_ memposting video pertunjukkan seni tersebut ketika sedang berlangsung.

"Pentas 'Musuh Bebuyutan' produksi ke-41 Indonesia Kita. Selepas Orde Baru, baru kali ini, sebagai penulis dan sutradara, saya merasakan ketegangan menjelang pementasan. Diminta untuk menandatangani surat pernyataan kalau lakon ini tak menyinggung isu politik. Hehe. Lelucon memang kerap mencemaskan kekuasaan," tulis caption akun tersebut.

"Padahal ini lakon biasa-biasa saja. Kisah sederhana. Kampung yang sedang mempersiapkan pemilihan Lurah Baru," lanjut caption akun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: