Perjuangkan Moderasi Beragama Melalui Musik, Rhoma Irama: Soneta ‘The Voice of Muslim’.

Perjuangkan Moderasi Beragama Melalui Musik, Rhoma Irama: Soneta ‘The Voice of Muslim’.

Selain Rhoma Irama yang merupakan maestro musik dangdut Indonesia, juga dihadiri oleh sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang music di ajang Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar oleh Balitbang -Kementerian Agama RI-

BACA JUGA:Kaleidoskop: Sepanjang 2023 Pelanggan Program Electrifying Agriculture PLN Tumbuh 25 Persen

BACA JUGA:Gudang TNI Jadi Tempat Penimbunan Kendaraan Curian di Sidoarjo, Sudah Ekspor ke Timur Leste Sebanyak 3 Kali

Saat tampil di  JCC, Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif dengan seorang dosen di Surabaya, yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. 

“Musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang, ‘The power of music can change a person's character,” ungkap Rhoma.

Menurut Rhoma local wisdom dalam budaya mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik berkat moderasi beragama

Selain itu raja dangdut ini juga mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.

Pada puncak acara Suyitno, didaulat tampil duet bersama Ayuning Niwang Nastiti yang membawakan lagu dari Rhoma Irama yang semakin memeriahkan suasana yang dikunjungi oleh ratusan penonton.

Rhoma Irama menutup penampilannya dengan membawakan beberapa lagu yang menjadi hiburan yang tak terlupakan bagi seluruh penonton.

BACA JUGA:WNI di Amerika Telah Terima Surat Suara, Warga Yogyakarta Dapat Surat Suara Jakarta Selatan

BACA JUGA:Viral Emak-emak Motor BeAT Disebut Kabur Selepas Isi Bensin di SPBU, Operatornya 'Ngebug'!

Hal ini terbukti bahwa Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama ini tidak hanya menjadi panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia, tetapi juga memperkuat peran musik sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.

Suyitno yang merupakan Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI menjelaskan jika pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0. Platform konvensional seperti TOT, MOT, penggerak, dan insersi dalam kurikulum telah memberikan dampak positif.

“Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa,” ujar Suyitno di Jakarta, Jumat malam 5 Januari 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads