Komite Gerak Bareng Gelar Diskusi Bersama Sejumlah Pakar dan Aktivis, Kecam Dinasti Politik dan KKN di Indonesia

Komite Gerak Bareng Gelar Diskusi Bersama Sejumlah Pakar dan Aktivis, Kecam Dinasti Politik dan KKN di Indonesia

Diskusi Komite Gerak Bareng bertajuk Political Economic Outlook 2024 yang diisi sejumlah relawan capres-cawapres, pakar ekonomi hingga aktivis HAM-Dok. Relawan Progresif-

“Indeks demokrasi, oligarki dan persepsi korupsi itu bersejajar dengan ekonomi nah betapa sebetulnya ekonomi juga sudah di ujung tanduk. Pertama ibaratnya ada orang uangnya banyak, pengen punya rumah lima punya mobil mewah tapi pendapatan sedikit. Nah ini pak Jokowi, dia gak usaha, kerja keras supaya bisa punya mobil dan rumah mewah tapi dia menyengsarakan Gen-Z caranya apa? Bikin IKN, kereta cepat, duitnya gak ada akhirnya dengan utang, utangnya sekarang 8.000 triliun,” jelas Ekonom Universitas Indonesia itu.

Menurut Faisal, utang Indonesia diperkirakan akan bertambah 700 triliun utang baru. 

Hal ini tak bisa dianggap enteng apabila narasi program kerja Jokowi dilanjutkan oleh Prabowo Gibran justru membuat banyak pihak khawatir utang Indonesia bisa mencapai 15 ribu triliun.

BACA JUGA:Dr. Tirta Mantap Pilih Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ini Alasannya

BACA JUGA:Jika Pilpres 2024 Harus 2 Putaran, KPU Sudah Siapkan Jadwalnya

“Apakah yang bayar mereka? Bukan, karena utangnya ini 10 hingga 30 tahun. Nah yang bayar kita dan anak cucu kita,” kata Faisal.

Paparan menarik juga disampaikan CEO PolMark, Eep Saefulloh Fatah. Eep menekankan bahwa Pilpres 2024 kemungkinan besar tidak akan berlangsung dalam satu putaran. 

Hal ini mengingat masih banyaknya pemilih yang belum menentukan pilihan meski Pemilu 2024 akan berlangsung 30 hari lagi. 

Berdasarkan hasil riset lembaganya, ada sekitar 42 persen suara yang masih diperebutkan, ia membantah angka-angka survei yang menyatakan Prabowo-Gibran akan menang satu putaran.

BACA JUGA:Cak Imin Buka Peluang Koalisi dengan PDIP Jika Pilpres Dua Putaran

BACA JUGA:Geger! Acara Pesta Rakyat Relawan Ganjar-Mahfud Ricuh Disusupi Pendukung Paslon Lain di Purwokerto

"Tidak benar pada waktu itu survei banyak katakan (suara Prabowo-Gibran) 45 persen, 47 persen, bahkan mendekati 50 persen. Tidak benar menurut survei kami. Kalau ada yang mengatakan demikian itu bukan dari Lembaga riset tapi mungkin juru kampanye,” jelas Eep.

Eep menjelaskan hal ini terjadi karena masih banyaknya pemilih yang cair alias belum menentukan suaranya. Per November 2023, ada 14 sekian persen yang belum diketahui pilihannya atau masih merahasiakan, bahkan banyak responden yang baru menentukan pilihannya jelang hari pencoblosan.

Di lain sisi, kata Eep suara Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menggerus suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sedangkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar naik perlahan di tengah memanasnya saling sindir dengan paslon Prabowo-Gibran.

BACA JUGA:Sapa Ratusan Nelayan di Batang, Relawan Prabowo Tebus Ijazah 22 Anak Nelayan dan Beri Bantuan Laptop untuk Sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads