Hati-hati! Wanita Bisa Terkena Risiko Penyakit Jantung Sebesar 75 Persen Akibat Kurang Tidur

Hati-hati! Wanita Bisa Terkena Risiko Penyakit Jantung Sebesar 75 Persen Akibat Kurang Tidur

JAKARTA, DISWAY.ID - Kebiasaan tidur yang seseorang lakukan di tengah hidup Anda dapat berdampak besar pada kesehatan jantung di masa depan.

Menurut penelitian baru, studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Circulation, menemukan bahwa tidur kurang dari tujuh jam setiap malam dan bangun terlalu dini atau sepanjang malam dapat meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan infark miokard di masa depan.

Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kematian pada wanita, dan kurang tidur merupakan masalah kesehatan utama bagi wanita, terutama pada usia paruh baya.

Meskipun penelitian sebelumnya telah mengamati bagaimana kualitas tidur malam yang buruk berhubungan dengan perkembangan penyakit jantung, masih belum jelas bagaimana masalah tidur jangka panjang berdampak pada risiko penyakit jantung.

BACA JUGA:Mengenal Penyakit Jantung Katup dan Jantung Rematik, Ini Penjelasan Profesor UI

Temuan baru ini menunjukkan bahwa masalah tidur jangka panjang dan penyakit jantung berkaitan erat dan menggarisbawahi perlunya meningkatkan upaya pencegahan penyakit jantung pada wanita.

"Lebih banyak perempuan yang meninggal karena penyakit jantung dibandingkan karena kanker. Dengan mengendalikan faktor risiko, kita sebenarnya dapat mencegah penyakit jantung pada wanita,” kata Dr. Eleanor Levin, ahli jantung di Stanford Medicine, dikutip dari laman Healthline.

Kurang tidur selama bertahun-tahun dapat meningkatkan risiko penyakit jantung


Seorang perempuan usia muda yang merasakan kesulitan bernapas pertanda dirinya bisa terkena penyakit jantung. -Kementerian Kesehatan RI-ayosehat.kemkes.go.id

Dilansir dari laman Heathline, Para peneliti mengevaluasi kebiasaan tidur dan hasil kesehatan dari 2.964 wanita berusia antara 42 dan 52 tahun.

BACA JUGA:Kesehatan 400.000 Petugas Pemilu Berisiko Tinggi, Terbanyak Punya Hipertensi dan Riwayat Sakit Jantung

Partisipannya merupakan premenopause atau perimenopause dini, tidak menggunakan terapi hormon, dan tidak memiliki penyakit jantung.

Selama 22 tahun, para peserta menyelesaikan hingga 16 kunjungan dan mengisi kuesioner tentang kebiasaan tidur mereka, termasuk apakah mereka memiliki gejala insomnia dan berapa lama mereka biasanya tidur, serta masalah kesehatan mental, seperti depresi, dan gejala vasomotor, seperti hot flashes.

Kuesioner tersebut juga mencakup pertanyaan tentang pengukuran antropometri mereka, seperti tinggi dan berat badan, pengambilan darah, dan kejadian jantung, seperti infark miokard, stroke, atau gagal jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: