Komnas Perempuan: Banyak Gen Z Ogah Menikah, Prioritaskan Karier

Komnas Perempuan: Banyak Gen Z Ogah Menikah, Prioritaskan Karier

Komnas Perempuan: Banyak Gen Z Ogah Menikah, Prioritaskan Karier-Komnas Perempuan-

Apalagi, angka pernikahan saat ini tengah mengalami penurunan jumlah.

Pasalnya, menurut Tiasri Wiandani, pernikahan bukan hanya untuk mengakui status sosial saja, tetapi juga melaksanakan berbagai tanggung jawab bersama-sama.

" Iya kalau edukasi tentang perkawinan itu penting karena kan perkawinan bukan sekedar perkawinan, tetapi ada tanggung jawab yang dilakukan bersama-sama," ujarnya kepada wartawan Disway.id, Minggu 10 Maret 2024.

BACA JUGA:Hari Perempuan Internasional 2024, Korban Kekerasan Seksual Memilih Bungkam Dibanding Lapor

BACA JUGA:Memasak Lebih Praktis, Rice Cooker, Air Fryer, Microwave Jadi Sahabat Ibu Rumah Tangga

Lebih lanjut, Tiasri Wiandani memaparkan faktor yang tidak kalah penting atas kontribusi dalam penurunan jumlah angka pernikahan di Indonesia juga dipengaruhi karena masih berkembangnya budaya patriarki dalam rumah tangga.

" Apalagi, kalau kita bicara perkawinan dalam kehidupan yang setara itu kan kita tidak lagi bisa bicara dalam kacamata konstruksi sosial masyarakat yang menempatkan bagaimana budaya patriarki dilanjutkan di dalam perkawinan," tuturnya.

Sebab, dijelaskan oleh Tiasri Wiandani, budaya patriarki juga ikut dalam berkontribusi meningkatnya jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Sehingga, apabila budaya patriarki sudah dipatahkan, maka akan tercipta lingkungan rumah tangga yang sehat.

" Karena ini juga (patriarki) semakin berkontribusi dalam kasus-kasus angka kekerasan dalam rumah tangga. Nah, kalo pun kita memberikan penyadaran pada Gen Z ketika memutuskan pilihan menikah,” ujarnya.

BACA JUGA:Kapan Boleh Ganti Puasa Jelang Ramadhan 2024? Ini Hukum dan Aturannya

BACA JUGA:Bukan Kaftan, Outer dan Gamis Pompom Jadi Tren Outfit Ramadhan 2024

Maka, kata  Tiasri Wiandani, perlu memahami bagaimana di dalam membangun keluarga yang sehat dan budaya setara, saling menghormati dan menghargai pasangannya tidak melanjutkan budaya patriarki.

" Perkawinan tanpa dibekali pemahaman dan bagaimana penyadaran secara substansi berpotensi dalam angka kasus kasus kekerasan dalam rumah tangga juga tinggi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: