Demo Besar-Besaran di Yordania Tuntut Putus Hubungan dengan Israel

Demo Besar-Besaran di Yordania Tuntut Putus Hubungan dengan Israel

Demo Besar-Besaran di Yordania Tuntut Putus Hubungan Israel -Screenshoot/YouTube-

Kedutaan Besar Israel, tempat para pengunjuk rasa berkumpul selama lima hari berturut-turut, telah lama menjadi titik konflik ketika kekerasan meningkat antara warga Palestina dan Israel.

BACA JUGA:Riwayat Jembatan Baltimore yang Hancur Ditabrak Kapal Raksasa, Membentang Lebar di Sungai Patapsco

BACA JUGA:Houthi Yaman Bombardir Kota Eilat Israel dan Enam Kapal di Laut Merah dan Teluk Aden

Keamanan yang ketat pada hari Kamis bertujuan untuk membatasi jumlah pengunjuk rasa, dan unjuk rasa tersebut berjalan dengan damai.

Tidak seperti awal pekan ini ketika polisi anti huru hara menembakkan gas air mata dan memukul pengunjuk rasa dengan tongkat untuk mencegah mereka menyerbu kedutaan.

Namun ratusan pengunjuk rasa menentang perintah polisi untuk membubarkan diri dan turun ke jalan dengan mengatakan mereka akan tetap berada di sana hingga Jumat dini hari.

Pihak berwenang di Yordania telah meningkatkan penangkapan dan pelecehan terhadap para demonstran dalam kampanye selama berbulan-bulan yang dikecam oleh kelompok hak asasi manusia internasional Amnesty International dan Human Rights Watch karena membatasi kebebasan berekspresi.

BACA JUGA:Bantuan Kesehatan untuk Palestina dan Sudan Siap Dikirim Oleh Pemerintah Indonesia

BACA JUGA:Amerika dan Sekutunya Dituding oleh Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia Aktor Penyerangan di Crocus City Hall

Kegembiraan meningkat di kalangan warga Yordania, yang banyak di antaranya berasal dari Palestina, atas penyerangan pemboman Israel yang tiada henti di Gaza terhadap Hamas.

Serangan ini telah menewaskan puluhan ribu warga sipil, menurut para pejabat Gaza, dan meratakan banyak wilayah di wilayah kantong padat penduduk tersebut.

Yordania telah menyaksikan luapan kemarahan publik terbesar di wilayah tersebut sejak perang dipicu ketika pejuang Hamas menyeberang ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.

Menurut sumber medis Palestina, genosida rezim di Gaza sejauh ini telah menewaskan 32.500 warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan lebih dari 74.000 lainnya terluka.

BACA JUGA:Pangeran William dan Kate Middleton Bakal Absen di Acara Paskah Kerajaan

BACA JUGA:ISIS Ancam Vladimir Putin, Stop Siksa Empat Tersangka Teroris Pembantaian 139 Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads