Negosiasi Gagal, Israel Segera Serang Rafah dan Perintahkan Warga Mengungsi ke Wilayah Timur

Negosiasi Gagal, Israel Segera Serang Rafah dan Perintahkan Warga Mengungsi ke Wilayah Timur

Akibat negosiasi gagal, warga Rafah mengungsi ke wilayah timur atau kamp pengungsi al-Mawasi, yang terletak di tepi Mediterania di sebelah barat Khan Younis.-tangkapan layar X@HassanF28182803-

JAKARTA, DISWAY.ID – Perundingan yang dilakukan di Qatar mengalami jalan buntu dan pihak Israel mengatakan bahwa mereka akan segera menyerang Rafah.

Rafah sendiri merupakan tempat terakhir yang saat ini menjadi lokasi pengungsian warga Gaza setelah serangan Israel dalam 6 bulan terakhir.

Akibat negosiasi gagal, warga Rafah mengungsi ke wilayah timur atau kamp pengungsi al-Mawasi, yang terletak di tepi Mediterania di sebelah barat Khan Younis.

Pihak Israel juga telah mengeluarkan peringatan pada pengungsi yang berada di Rafah agar segera meninggalkan wilayah tersebut.

BACA JUGA:Tukang Parkir Liar Indomaret dan Alfamart di Rangkut Dibersihkan, Kapolsek: Tidak Ada Hak Pungut Uang Parkir Lagi

BACA JUGA:10 Tahun Warteg Bahari di Tanah Abang Dipalakin Preman, Tak Dituruti Dilempar Pisau

Sedangkan terkait dengan gagalnya perundingan, pemerintah Israel menyalahkan Hamas karena tidak mau menerima permintaan yang mereka ajukan.

Perintah mengosongkan Rafah dilakukan oleh Israel pada Senin 6 Mei, di mana pesan tersbet disampaikan melalui brosur, pesan SMS hingga siaran di berbagai media.

Dalam pengumuman tersebut, pihak Israel mengatakan akan melanjutkan mengejar pasukan Hamas hingga mereka membebaskan para sandera.

Pihak militer Israel mengtakan bahwa sekitar 100.000 orang sedang dievakuasi untuk meninggalkan Rafah.

BACA JUGA:Bung Towel Sayangkan Keluarganya Ikut Diserang Saat Kritik STY: Apa Shin Tae-yong Sebegitu Dewanya?

BACA JUGA:Digugat Atas Dugaan Penggelembungan Suara PAN dan Golkar di Intan Jaya, KPU: Dalil Tersebut Tidak Benar

Rafah sendiri menjadi sasaran Israel karena menganggap bahwa kota tersebut menjadi lokasi persembunyian dari Hamas.

Atas dasar itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa serangan terhadap Rafah harus dilakukan setelah menolak gencatan senjata permanan yang diajukan oleh Hamas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: