Gawat! Frekuensi Terjadinya Pandemi Makin Singkat, Virus Lompat dari Hewan Jadi Ancaman
Dunia belum aman dari ancaman pandemi-Penyakit lompat dari hewan jadi ancaman-Wordpress
JAKARTA, DISWAY.ID – Dunia masih belum aman dari ancaman pandemi selanjutnya setelah Covid-19.
Meski pademi Covid-19 telah berlalu, ancaman pandemi di kemudian hari tak hilang begitu saja.
Bahkan, Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan mengungkapkan bahwa frekuensi terjadinya pandemi semakin cepat.
BACA JUGA:Waspada Penyakit Arbovirus Termasuk DBD, Tingkatkan Kesadaran Vaksinasi
"Data global menunjukkan bahwa frekuensi pandemi semakin cepat. Sebelum 2019, tahun 2005 juga ada pandemi," ujar Roy ketika ditemui di Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024.
Dulu, papar Roy, mungkin jarak antarpandemi 10-20 tahun. Sedangkan kini semakin pendek.
Ia juga menegaskan bahwa ke depannya terbuka peluang adanya pandemi lain.
"Kita bisa memahami bahwa ada peluang pandemi berikutnya yang akan terjadi lebih sering lagi," terang Roy.
BACA JUGA:Kapten Vincent Tertular Virus Flu Singapura, Wajah dan Kepala Bernanah: Lebih Parah dari Covid!
Menurutnya, jenis penyakit yang banyak menyerang hingga menjadi pandemi berasal dari hewan.
"Biasanya yang membuat pandemi adalah patogen-patogen yang berasal dari hewan," lanjutnya.
Dengan adanya ancaman ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan langkah pencegahan pandemi melalui konsep transformasi kesehatan yang memuat enam pilar, di antaranya sebagai berikut:
BACA JUGA:Cegah Keparahan Diare dan Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi PCV dan Rotavirus
1.Layanan primer:
Perkuat diagnostik, skrining lebih rutin, memperkuat kapasitas lab sehingga lebih cepat mengetahui potensi virus berikutnya
2. Layanan rujukan (sekunder)
Perkuat rumah sakit, tingkatkan kapasitas rumah sakit sehingga kalau ada pandemi berikutnya lebih siap
3.Ketahanan kesehatan
Ekosistem kesehatan diharapkan tumbuh. artinya industri, periset, pendanaan mengarah pada penguatan kapasitas lokal sehingga industri farmasi kita bisa menyuplai apabila pandemi berikutnya terjadi. kita punya kapasitas, tidak terganggu dengan distrupsi sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri,
4. Pembiayaan kesehatan
Energi kesehatan bisa lebih efisien sehingga bisa membiayai hal-hal yang dibutuhkan untuk pandemi
BACA JUGA:Muncul 3 Kasus Anak Lumpuh Layu Dipicu Virus Polio, Terbaru di Jatim
5. SDM kesehatan
Meningkatkan jumlah nakes
6. Teknologi kesehatan
Semua aset kesehatan dalam platform digital sehingga dapat dipetakan dengan mudah, membuat perbandingan, dan menjadi eviden base untuk kebijakan berikutnya
"Enam pilar tersebut merupakan bentuk cara kemenkes merespons pandemi berikutnya,” katanya.
Di samping Kemenkes, Roy juga mengatakan bahwa masyarakat bisa turut melakukan langkah persiapan serta pencegahan untuk menghadapi ancaman pandemi mendatang.
BACA JUGA:Waspada Virus Nipah, Berikut Ini Gejala dan Orang yang Berisiko Tertular
Terdapat setidaknya dua hal yang bisa dilakukan masyarakat, yakni menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
“Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), rutin olahraga dan cek kesehatan, lakukan pola makan gizi seimbang, cukup istirahat, hindari stres, serta menjaga kebersihan diri, keluarga, hingga lingkungan masyarakat.
Kemudian, ia mendorong masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan melalui media resmi dan tepercaya, seperti web dan media sosial Kemenkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: