Kepala BKKBN Tanggapi Viral Polemik ASI Bubuk: Ada Protokolnya, Metode Freezing Jauh Lebih Tepercaya
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Rakornis Kemitraan Tahun 2024 di Jakarta, Selasa 14 Mei 2024-Annisa Amalia Zahro-
BACA JUGA:BKKBN Sosialisasi Penurunan Stunting Anak, Hamil di Atas Usia 35 Tahun Berisiko Tinggi
BACA JUGA:Turunkan Angka Stunting, BKKBN Gandeng IDAI dan Blackmores Kampanyekan 'Peduli ASI Berkualitas'
Selain itu, metode ini juga lebih menghemat ruang penyimpanan ASI serta kenyamanan untuk ibu yang sering bepergian dengan tetap memberikan ASI di luar masa cuti melahirkan.
Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelumnya menjelaskan bahwa teknik ini memiliki sejumlah risiko. Mulai potensi hilangnya zat aktif ASI hingga kontaminasi bakteri.
Proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu, tetapi penggunaan suhu yang tinggi saat proses pengeringan berdampak pada rasa dan kualitas ASI.
Metode ini juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya.
BACA JUGA:BKKBN Sebut Indonesia Jadi Negara Ketiga di Asia yang Banyak Alami Gejala Baby Blues
"Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI," tuturnya.
Namun, risiko kontaminasi menjadi ancaman tersendiri, terutama saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dried ASI sebelum dikonsumsi bayi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: