Cara BKKBN Genjot Penurunan Angka Stunting, Cek Tinggi dan Berat Badan Anak
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo -Menjelaskan program BKIN percepatan penurunan stunting-BKKBN
JAKARTA, DISWAY.ID – Salah satu indikator anak mengalami stunting adalah diukur berdasarkan tinggi dan berat badan.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo mengungkapkan sejumlah strategi yang akan dilakukan demi mempercepat penurunan stunting.
Hal ini dijelaskannya ketika memberi sambutan Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.
BACA JUGA:Penghasilan Orang Stunting 22 Persen Lebih Rendah dari yang Tidak Stunting, 19 Juta Orang Terancam Kelaparan di 2045
Dalam hal ini, ia menekankan pentingnya data yang presisi, penguatan kemitraan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, usia ideal hamil dan melahirkan.
Dokter Hasto menyebut bahwa terdapat perbedaan data stunting berdasarkan sistem elektonik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Berdasarkan hasil SKI, angka stunting di Indonesia hanya turun 0,1 persen.
"Tetapi laporan dari para Gubernur, Bupati dan Walikota yang didukung laporan oleh para Dandim, Kapolres dan jajarannya itu mendapatkan hasil-hasil dari posyandu angkanya cukup rendah Bahkan ada yang di bawah 10," tambahnya.
BACA JUGA:BKKBN Sosialisasi Penurunan Stunting Anak, Hamil di Atas Usia 35 Tahun Berisiko Tinggi
Oleh karena itu, pihaknya akan memperkuat data stunting tersebut pada bulan Mei hingga Juni 2024 sehingga ditemukanlah by name by address-nya.
"Diukur ulang tinggi dan berat badan bayi. Sehingga pada Juni akhir nanti hasilnya bisa dipaparkan kembali dan bisa diketahui angka-angka yang ada," lanjutnya.
Selai itu, pemberian makanan tambahan menjadi satu gerakan yg masif ke depan.
BACA JUGA:Stunting dan Penyakit Tak Menular Jadi Fokus Jokowi, 330 Ribu Orang Meninggal karena Stroke
"Saya kira anggaran untuk gizi, memperbaiki kualitas SDM akan besar. Apalagi kita sudah ada badan gizi, swasembada pangan, saya kira ini dukungan yg akan terjadi ke depan. Harapan saya akan lebih serius lagi pada ibu hamil dan balita," paparnya.
Hasto juga mengapresiasi peran serta TNI dan Polri dalam usaha percepatan penurunan stunting di tiap wilayah Indonesia.
“Hari ini jajaran TNI sudah punya pilot project untuk kemudian membuat dapur-dapur umum juga untuk nanti melayani stunting. Saya kira ini strategi yang luar biasa. Saya melihat bahwa rekan-rekan Babinsa banyak yang membantu mengantar makanan dari rumah ke rumah,” ujar dokter Hasto.
BACA JUGA:NFA dan ID FOOD Salurkan Bantuan CPP Guna Penanganan Stunting Kepada 1,4 Juta Keluarga
Untuk mendukung program BKKBN ini, Wakil Aster Kasad, Brigadir Jenderal TNI Terry Tresna Purnama, S.I.Kom, M.M mengungkapkan bahwa pihaknya membantu pelaksanaan di lapangan.
"Ini hal yang sangat bagus di mana dalam kegiatan stunting kita membantu masyarakat dan masyarakat sangat antusias dan mendukung kegiatan ini,” jelas Wakil Aster Kasad.
Irjen. Pol. dr. Asep Hendradiana, Sp.An-TI. Subsp IC (K), M.Kes menambahkan, Polri selalu berkolaborasi dengan BKKBN dan TNI untuk mendukung percepatan penurunan stunting melalui pusdokkes serta Babinkamtibmas.
“Pusdokkes (memiliki) hampir 58 rumah sakit dan hampir 16 faskes primer dan juga kita memiliki Bhabinkamtibmas yang senantiasa selama ini berkolaborasi dengan Babinsa di kewilayahan," tandasnya.
BACA JUGA:Turunkan Angka Stunting, BKKBN Gandeng IDAI dan Blackmores Kampanyekan 'Peduli ASI Berkualitas'
Asep menjelaskan, pihaknya senantiasa membangun kesadaran masyarakat terhadap stunting.
"Sehingga masyarakat peduli terkait stunting, bahwa 1.000 Hari Pertama Kegiduoan (HPK) penting. Bukan hanya setelah anaknya besar,” tambahnya.
Rakornis ini sekaligus Kick-Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan oleh Kepala BKKBN, Penandatangan MoU, Pengukuhan Perkadis Nasional, dan Penyerahan Apresiasi Mitra Kerja, Paparan materi Rakornis, Sidang Rencana Aksi Mitra, dan Pembacaan Rencana Aksi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: