Skoliosis Bisa Disembuhkan Tanpa Operasi di Spine Clinic Family Holistic
Kondisi medis yang ditandai dengan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal ke samping.-wikimedia.org-
Skoliosis idiopatik adalah jenis skoliosis yang paling umum dan penyebabnya tidak diketahui. Sekitar 80% kasus skoliosis termasuk dalam kategori ini.
Skoliosis idiopatik biasanya muncul selama masa pertumbuhan anak-anak dan remaja, terutama selama lonjakan pertumbuhan pubertas. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, faktor genetik diyakini berperan penting dalam perkembangan kondisi ini.
2. Skoliosis Kongenital
Skoliosis kongenital terjadi karena adanya kelainan pada pembentukan tulang belakang selama perkembangan janin. Kelainan ini bisa berupa tulang belakang yang tidak terbentuk dengan sempurna atau segmen tulang belakang yang tidak terpisah dengan benar.
Skoliosis kongenital dapat terdeteksi sejak lahir dan seringkali memerlukan intervensi medis dini untuk mencegah perkembangan yang lebih parah.
3. Skoliosis Neuromuskular
Skoliosis neuromuskular disebabkan oleh kondisi neuromuskular yang mempengaruhi otot dan saraf yang mendukung tulang belakang.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan skoliosis neuromuskular termasuk cerebral palsy, distrofi otot, dan spina bifida. Karena otot dan saraf yang lemah tidak dapat mendukung tulang belakang dengan baik, kelainan bentuk dapat terjadi.
BACA JUGA:Jadwal Imunisasi Anak, Ketahui Dampak apabila Tak Lengkap!
4. Skoliosis Degeneratif
Skoliosis degeneratif biasanya terjadi pada orang dewasa dan disebabkan oleh degenerasi tulang belakang akibat penuaan.
Penyebabnya bisa termasuk artritis, degenerasi diskus tulang belakang, atau fraktur kompresi. Kondisi ini biasanya disertai dengan nyeri punggung dan kekakuan.
5. Faktor Lingkungan dan Kebiasaan
Meskipun jarang menjadi penyebab utama, faktor lingkungan dan kebiasaan postur yang buruk dapat memperburuk kondisi skoliosis.
Misalnya, kebiasaan duduk yang buruk, mengangkat beban yang tidak seimbang, atau gaya hidup yang kurang aktif dapat berkontribusi pada perkembangan kelainan ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: