Anas Urbaningrum Sentil Nadiem Makarim soal Kenaikan UKT: Ini Tragedi!

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara ini lantas membandingkan biaya kuliah dulu dan kini melalui harga gabah.

Seingat saya, waktu itu harga gabah masih sekitar Rp300. Mengapa ini perlu disebut? Sejumlah Rp980 ribu itu sebagian adalah dari hasil jual gabah," lanjutnya.

Apabila harga gabah sekarang Rp7 ribu, angka UKT yang setara waktu saat ini adalah Rp120 ribu kali 23, yakni Rp3,3 juta.

"Bayangkan sekarang, jika UKT lebih dari Rp3,3 juta per semester dan uang bulanan sebagai anak kost sekitar Rp2 juta (20 x Rp100 ribu), keluarga kampung level apa yang bisa mengirim anaknya kuliah," tandasnya.

BACA JUGA:Ternyata Vina Orangnya Tertutup, Keluarga Tak Bisa Pastikan Soal Identitas Pegi Setiawan

BACA JUGA:Terkuak Penyebab Bus Tak Laik Jalan Tetap Beroperasi, Ini Kata Pengamat

Terlebih, UKT saat ini telah menyentuh belasan hingga puluhan juta.

"Orang kampung kebanyakan pasti sudah ngeri lihat angkanya," imbuhnya.

"Generasi mahasiswa kampus tahun '70-an dan '80-an pasti ceritanya lebih bernada 'kepahitan', 'kenekatan', dan 'kesederhanaan'. Yang penting berani daftar, nekat kuliah apapun kesukaran yang dihadapinya."

Tetapi proses ini, lanjutnya, membuat mereka bisa memperbaiki nasib, termasuk keluarganya.

"Mereka pula yang berkontribusi besar karena kemudian mengisi birokrasi, jalur politik, akademis-intelektual, aktivis advokasi, dll," bebernya.

Hal ini berkat akses pendidikan tinggi oleh negara yang membuat kebijakan SPP relatif terjangkau.

BACA JUGA:Putri KW Lolos Perempat Final Malaysia Masters 2024 Geser Unggulan Thailand

BACA JUGA:Warga Bandung Merapat! Jangan Lewatkan Festival Jelajah Kuliner Nusantara, Catat Tanggalnya

"Outputnya adalah orang-orang terdidik yang ikut menjadi turbin penggerak perubahan sosial, dengan segala kelebihan dan kekurangannya," tegasnya.

Sumber: