Penjelasan UAH Kenapa Perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Kerap Terjadi Setiap Tahun

Penjelasan UAH Kenapa Perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Kerap Terjadi Setiap Tahun

Ustaz Adi Hidayat sampaikan pesan dan doa untuk mendiang Ustaz Yazid Jawas-Foto/Tangkapan Layar/YouTube/Adi Hidayat Official-

JAKARTA, DISWAY.ID - Seringkali terjadi perbedaan mengenai Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi di setiap tahunnya.

Seperti yang diketahui, menurut kalender Hijriah, Idul Adha 2024 di Indonesia diperkirakan jatuh pada tanggal  17 Juni mendatang.

Tentunya, waktu ini bisa berbeda dengan Idul Adha di negara Arab Saudi. Karena itu, perbedaan tersebut terkadang memunculkan pertanyaan besar dari umat Islam di Indonesia.

BACA JUGA:Belum Aqiqah Tapi Ingin Berkurban, Mana yang Diutamakan? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Tegaskan Islam Sama Sekali Tidak Anti Seni, Tapi...

Pendakwah UAH atau Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan mengenai masalah perbedaan waktu Idul Adha dan Arab saudi yang kerap terjadi.

Mengutip dari unggahan kanal YouTube YukNgaji.NET, Ustaz Adi Hidayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah.

"Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang puasa di hari Arafah, hari Arafah tanggal berapa? Sembilan. Ingat ya suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arafah, kalau hanya disebutkan, Nabi mengatakan Syiam arofah puasa arafah," jelas UAH.

"Arafah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf, jadi kalau bahasanya puasa arafah, maka enggak ada penafsiran," lanjutnya.

Selain itu, UAH juga menerangkan kalau berpatokan dengan momentum wukuf, maka umat Islam di seluruh dunia harus melaksanakan puasa bersamaan dengan orang yang menjalani wukuf.

BACA JUGA:Puasa Idul Adha Ikut Arab Saudi? Gus Baha Jelaskan Poin Pentingnya

BACA JUGA:Amalan Gus Baha tentang Doa Khusus dan Puasa Arafah

Namun, apabila menggunakan kata 'Yaum' atau menunjuk pada waktu, artinya sudah bukan ikut momentum wukuf, nmaun mengikuti waktunya.

"Maksudnya apa? Hadits ini ingin menegaskan bahwa puasa ini dilakukan karena bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya," kata Ustaz Adi Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: