La Nina Diprediksi 2 Hari Lagi Terjang Dunia, NOAA Siapkan Kemungkinan Terburuk

La Nina Diprediksi 2 Hari Lagi Terjang Dunia, NOAA Siapkan Kemungkinan Terburuk

La Nina 2 Hari Lagi 'Menyerang' Indonesia, NOAA Siapkan Kemungkinan Terburuk!---Freepik

Menurut skala Saffir Simpson, intensitas badai besar La Nina jelas menjadi salah satu fenomena alam yang terjadi dengan kategori 3, 4, atau 5 dengan kecepatan angin mencapai 178 km per jam atau lebih tinggi.

Musim badai Atlantik, yang berlangsung dari bulan Juni hingga November, telah mencatat aktivitas di atas rata-rata selama delapan tahun berturut-turut, demikian dilaporkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO).

BACA JUGA:Kenali Pola Cuaca La Nina, Awas Bisa Picu Adanya Hujan Es Ekstra Besar!

"Peringatan dini telah membantu menyelamatkan banyak nyawa," ungkap Nullis dari WMO.

"[Peringatan dini] telah berhasil signifikan mengurangi jumlah kematian, namun sayangnya negara-negara berkembang di kepulauan kecil di Karibia masih kesulitan melawan dampak negatif baik dari segi kerugian ekonomi maupun korban jiwa."

Fenomena La Nina disebabkan oleh suhu laut yang hangat di Samudera Atlantik, yang kemudian mengakibatkan penguapan besar-besaran.

Adanya cuaca buruk juga didorong oleh kondisi La Nina karena cenderung menghasilkan pergeseran angin yang minim di daerah tropis.

BACA JUGA:Apa Itu El Nino dan La Nina? 'Si Kembar' yang Wajib Diwaspadai

BACA JUGA:BMKG Minta Masyarakat Indonesia Bersiap karena Akan Kedatangan 'La Nina'

Menurut laporan WMO, Asia diyakini akan menjadi salah satu kawasan yang paling terpengaruh oleh dampak badai.

Pada tahun 2024, WMO mencatat bahwa terdapat 79 bencana terkait hidrometeorologi La Nina, di mana 80 persen di antaranya sangat berkaitan dengan banjir dan badai yang mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian.

"Banyak negara di wilayah ini mengalami peningkatan suhu tahun terpanas pada tahun 2023, disertai dengan serangkaian kondisi ekstrem mulai dari kekeringan, gelombang panas, hingga banjir dan badai," ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads