Buya Yahya Ungkap 1 Dzulhijjah Ikut Arab Saudi Tetap Sah: Jangan Dikatakan Salah!

Buya Yahya Ungkap 1 Dzulhijjah Ikut Arab Saudi Tetap Sah: Jangan Dikatakan Salah!

Buya Yahya Minta 1 Dzulhijjah Ikut Arab Saudi Tetap Sah: Jangan Dikatakan Salah!-@buyayahya_albahjah-Instagram

JAKARTA, DISWAY.ID - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya meminta jangan terus diperdebatkan tentant perbedaan waktu Hari Raya Idul Adha 1443 H di Indonesia dan Arab Saudi.

Menurut Buya Yahya perbedaan waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi sudah biasa terjadi sejak lama, bukan hal yang baru.

Biasanya pemerintah Indonesia dan Arab Saudi menetapkan Idul Adha dengan adanya perbedaan satu sampai dua hari.

Maka dari itu banyak yang masih kebingungan apakah harus mengikuti pemerintah Indonesia atau Arab Saudi untuk melaksanakan Idul Adha.

BACA JUGA:Jelang Hari Raya Idul Adha, Dinas KPKP Terus Tingkatkan Kesehatan Hewan Qurban

"Menetapkan tanggal 1 bulan Ramadhan atau bulan lainnya yaitu dengan hilal, rukyatul hilal, melihat rembulan. Atau yang menggunakan hisab memang ada hitungannya," ujar Buya Yahya, dikutip dari video kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Kamis, 30 Mei 2024.

Perbedaan waktu 1 Dzhulhijjah atau Idul Adha biasanya terjadi karena adanya beda pendapat antara Mazhab Maliki dan beberapa mazhab lain seperti Mazhab Hanafi dan Hambali.

Ada yang menyebutkan bahwa tanggal 1 bulan hijriyah di suatu tempat diperbolehkan untuk diikuti dengan tanggal 1 itu.

"Jadi tidak ada perbedaan mutlak, tidak ada perbedaan tanggal. Misalnya di Indonesia sudah terlihat hilal tanggal 1, maka dunia semua boleh mengikuti. Ini pendapat Imam Malik," terang Buya Yahya.

BACA JUGA:Resep Sambal Goreng Daging Sapi untuk Idul Adha, Pedas dan Nikmat

Pandangan Mazhab Syafi'i punya pandangan sendiri, sedangkan Imam Syafi'i mengatakan bahwa tanggal satu dapat mengikuti hilal di suatu tempat.

"Dalam Mazhab Syafi'i ada perbedaan mutlak. Rembulan dilihat, tempat keluarnya rembulan, jika sebuah wilayah terlihat rembulan berbeda, malah berbeda juga tanggal satunya," tegas Buya Yahya.

Menurut pandangan Imam Syafi'i, perbedaan penentuan awal bulan Hijriyah bisa terjadi tanpa masalah.

Apabila bulan sabit sudah terlihat di Arab Saudi tapi belum di Indonesia, maka perbedaan penentuan tanggal pun akan terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads