Jemaah Haji Indonesia Diharapkan Patuhi Waktu Lontar Jumrah, Demi Keamanan Puncak Haji

Jemaah Haji Indonesia Diharapkan Patuhi Waktu Lontar Jumrah, Demi Keamanan Puncak Haji

Jemaah Haji Indonesia Diharapkan Patuhi Waktu Lontar Jumrah, Demi Keamanan Puncak Haji-Dok Kemenag-

BACA JUGA:Berpindah ke Mana Batu Kerikil Lempar Jumrah, Apakah Menghilang Begitu Saja? Begini Potretnya

Lalu dilanjutkan dengan bercukur atau Tahallul Awal. “Bagi laki-laki diutamakan mencukur gundul, sedangkan wanita cukup memotong rambutnya sepanjang ruas jari. 

Setelah tahap ini, jemaah dapat lepas ihram dan diperbolehkan memakai pakaian biasa,” kata Widi.

Mengutip penjelasan Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama, Widi menyampaikan, melontar jumrah adalah melontar batu kerikil ke arah jumrah Ula, Wustha dan Aqabah dengan niat mengenai objek jumrah (marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Melontar jumrah dilakukan pada hari Nahar dan hari Tasyrik. 

“Hukum melontar jumrah adalah wajib. Bila seseorang tidak melaksanakannya dikenakan dam atau fidyah. Bagi jemaah yang berhalangan, melontar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain,” terang dia.

BACA JUGA:Puncak Haji, Menag Minta Ada Skenario Mengantisipasi Kepadatan di Muzdalifah

BACA JUGA:Ini Skema dan Skenario Pergerakan Jamaah Indonesia saat Puncak Haji

“Melontar jumrah harus sesuai dengan urutan yang benar, yaitu mulai jumrah Ula, Wustha dan Aqabah. Lontar jumrah dilakukan satu per satu kerikil. 

"Melontar dengan tujuh kerikil sekaligus dihitung satu lontaran. Pastikan kerikil mengenai marma dan masuk lubang,” sambungnya. 

Ia menjelaskan, jemaah haji yang mengalami uzur syar’i diperbolehkan mengakhirkan lontar jumrah. Caranya, jemaah melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah secara sempurna sebagai pengganti lontaran hari pertama. 

“Setelah itu, jemaah mengulang kembali lontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah secara berurutan sebagai qadha hari kedua. Bagi jemaah Nafar Tsani, dapat menuntaskan lontaran hari terakhir,” jelas dia.

BACA JUGA:Puncak Haji Tinggal Sepekan, 67 Jamaah Indonesia Masih Dirawat

BACA JUGA:Puncak Haji Selesai, Catat Tanggal kepulangan jemaah haji Gelombang Pertama

Ia melanjutkan, bagi jemaah yang berhalangan, melontar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain dengan salah satu cara yaitu pertama: orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah, agar terlebih dulu melontar untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, mulai dari jumrah Ula, Wustha dan Aqabah. 

“Kemudian orang tersebut kembali melontar untuk yang diwakilinya mulai dari jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah, dan jumrah Aqabah,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads