Henti Jantung Mendadak, Ahli Ingatkan Pentingnya Penanganan Secepatnya
Prof. Dr. dr. Yoga Yunaidi, SpJP(K), FIHA, FAsCC -Tangkapan Layar/Columbiaasia-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest merupakan kondisi kritis yang dapat mengancam nyawa.
Dokter ahli jantung Siloam Hospital Prof. Dr. dr. Yoga Yunaidi, SpJP(K), FIHA, FAsCC menjelaskan tentang apa yang terjadi ketika tubuh mengalami henti jantung mendadak.
"Sejatinya pada saat henti jantung, jantung justru berdebar sangat cepat," ungkap dr. Yoga kepada Disway.
BACA JUGA:Manfaat Program JKN, Tutut Merasa Lebih Tenang Menemani Suami Tugas di Mana Saja
Sedemikian cepatnya, lanjut dr. Yoga, sehingga hanya berupa getaran fibrilasi saja dan tidak menghasilkan fungsi pemompa darah.
"Akibatnya darah berhenti beredar," tandasnya.
Ketika hal ini terjadi, dr. Yoga mengungkapkan, hanya butuh 4 menit untuk menyebabkan otak rusak permanen.
Hal ini karena otak tidak mendapatkan aliran darah yang membawa oksigen dan zat gizi lainnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya kecepatan pertolongan kepada pasien yang mengalami henti jantung mendadak sesegera mungkin.
BACA JUGA:Wabah di Israel Ditularkan dari Nyamuk, West Nile Virus Belum Ada Vaksin dan Obatnya
BACA JUGA:Mengenal Henti Jantung, Kondisi yang Diduga Dialami Mendiang Zhang Zhi Jie
"Nafas buatan dan penekanan dada yang efektif untuk menghasilkan pemompaan darah di jantung harus dilakukan segera setelah teridentifikasi tidak ada denyut nadi. Upaya itu disebut Bantuan Hidup Dasar (BHD)," tuturnya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut mengatakan, penelitian membuktikan bahwa kondisi henti jantung yang terjadi saat ada penolong yang mampu melakukan BHD menghasilkan survival yang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: