Pabrik Tekstil Indonesia Semakin Merosot, Faisal Basri Ungkap Penyebabnya

Pabrik Tekstil Indonesia Semakin Merosot, Faisal Basri Ungkap Penyebabnya

Industri Tekstil Semakin Merosot, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri Ungkap Penyebabnya-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Sebagian besar pabrik tekstil di Indonesia perlahan mulai mengalami kejatuhan.

Setelah kabar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran beberapa waktu yang lalu, kini industri tekstil semakin terancam dengan masuknya barang-barang impor, dengan harga murah dari luar negeri ke Indonesia.

Menurut Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri, selain faktor di atas, faktor yang juga mempengaruhi kemunduran sektor industri tekstil di Indonesia adalah keterbatasan biaya.

BACA JUGA:SERBU! Katalog Promo JSM Superindo 5-7 Juli 2024, Rinso Mulai Rp15 Ribuan

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfamidi 5-7 Juli 2024, Sabun Cuci Piring Mulai Rp8 Ribuan

" Ini yang menyebabkan pelaku industri tekstil kesulitan untuk meningkatkan teknologi mereka,"kata Faisal Basri.

"Perusahaan tekstil besar kebanyakan tidak mau melakukan restrukturasi mesin karena biaya pajak (PPN) dan bunganya yang mahal," jelas Faisal dalam keterangan resminya pada Jumat (05/07).

Selain itu, Faisal menambahkan, penjualan barang-barang impor ke Indonesia dengan harga murah atau dumping juga menjadi salah satu alasan mengapa penjualan sektor industri tekstil menurun drastis. 

Menanggapi hal ini, Faisal juga menyayangkan sikap diam Komite Anti Dumping (KAD), yang seharusnya menjadi lembaga yang menangani permasalahan importasi dumping.

"Bayangkan dengan gadget bisa pesan baju seragam 3 setel cuma 50 ribu," ujar Faisal.

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfamart 5-7 Juli 2024, Diskon Murah Minyak Goreng hingga Beras Mulai Rp33 Ribuan

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Indomaret 5-7 Juli 2024, Aneka Detergent Cuci Baju Mulai Rp9 Ribuan Buruan Serbu!

Permasalahan dumping ini memang menjadi kekhawatiran banyak pihak dalam beberapa waktu ini.Untuk menangani permalasahan importasi ini.

Pemerintah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menerapkan bea masuk sebesar 200 persen kepada barang impor dari negeri China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: