Darmaningtyas Sebut Dihapusnya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kebijakan Ngawur: Populis tapi Tidak Cerdas!

Darmaningtyas Sebut Dihapusnya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kebijakan Ngawur: Populis tapi Tidak Cerdas!

Darmaningtyas kritik kebijakan penghapusan jurusan IPA, IPS, Bahasa--Instagram

"Kebijakan peminatan ini tidak bisa jalan karena insfrastrukturnya tidak mendukung (ruang kelas, guru, laboratorium, dan birokrasinya). Juga Masyarakat (orang tua murid dan murid belum siap)," tandasnya.

"Salah satu masalah yang muncul dari sistem peminatan dulu (K13) adalah ada mata pelajaran yang menjadi pilihan favorit murid sehingga gurunya kelebihan jam mengajar bahan sampai tidak cukup gurunya," tambahnya.

Sebaliknya, ada pula mata pelajaran yang sepi peminat, padahal gurunya tersedia cukup.

Menurutnya, hal ini menjadi permasalahan besar karena menyangkut kesejahteraan guru.

BACA JUGA:Cek Biaya Kuliah Jalur Mandiri Universitas Brawijaya 2024 untuk Semua Jurusan, Referensi buat Camaba!

"Ini bukan masalah sepele, terlebih terjadi di hampir semua sekolah, karena ini terkait dengan kesejahteraan guru," tegasnya.

Nantinya, guru yang minim mengajar akan sulit memperoleh tunjangan profesi karena kewajiban mengajar 24 jam seminggu tidak terpenuhi.

Maka dari itu, pada akhirnya kebijakan ini akan membuat sekolah lebih repot.

"Sebagai contoh, ada sekolah yang membagi dengan paket-paket. Paket pelajaran yang kira-kira memang anak-anaknya akan kuliah di jurusan IPA, ada paket untuk menyiapkan mereka yang akan kuliah ke jurusan sosial humaniora. Akhirnya ya bohong-bohongan saja karena hanya ganti istilah, dari jurusan menjadi paket."

BACA JUGA:Cek Biaya Kuliah Jalur Mandiri Universitas Brawijaya 2024 untuk Semua Jurusan, Referensi buat Camaba!

Selain itu, sekolah juga akan kesulitan untuk menyiapkan tenaga pengajarnya apabila setiap tahun yang kecenderungan memilih paket pembelajaran berubah-ubah.

"Berbeda misalnya dengan adanya penjurusan, dapat diprediksi secara pasti kebutuhan gurunya, tergantung banyaknya kelas per jurusan yang akan dikembangkan," tutur aktivis asal Yogyakarta tersebut.

Dalam jangka panjangnya, lanjutnya, Indonesia semakin tertinggal dalam bidang ilmu dan teknologi.

"Mengapa? Karena ilmu pasti (Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika) adalah dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi dengan dihapuskannya jurusan IPA IPS makin sedikit murid-murid SMA yang mengikuti pembelajaran materi tersebut. Mereka akan memilih paket-paket yang mudah saja."

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa kurikulum ini memang telah diterapkan di negara-negara maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: