Terus Terang
Dahlan Iskan mengunjungi Mahfud MD di Jakarta, 25 Juli 2024. --MD Initiative
Kacamatanya ganti lagi: rasanya inilah kacamata yang paling pas dengan wajah Pak Mahfud MD saat ini.
Anda bisa melihat sendiri. Lihatlah podcast "Terus Terang". Kacamata baru itu terlihat lebih pas: besar kecilnya maupun modelnya.
Bandingkan dengan saat beliau menjabat menko Polhukam. Yang kacamatanya, orang bilang, mirip kacamata pilot.
Memang yang model pilot itu terasa lebih keren tapi ”kurang Mahfud”. Bahwa saat itu terasa keren karena jabatan menko Polhukam memang cocok dengan kacamata model itu.
Kini, dengan kacamata sekarang, pribadi Mahfudnya muncul kembali.
Rupanya saya salah. Penglihatan saya kurang jeli. Kacamata baru itu ternyata sudah dipakai sejak menjelang kampanye pilpres.
Rupanya saya kurang mengikuti proses pilpres. Saya memang lebih banyak di luar negeri saat itu. Saya telat tahu bahwa kacamata baru itu sudah tidak terlalu baru.
Atau karena saat pilpres dulu wajah Pak Mahfud terlihat lebih tegang. Lebih tua. Ditutupi kacamata apa pun tidak menghilangkan keteganganmya.
Saya bertemu Pak Mahfud MD kemarin sore. Di kantornya. Di Kramat 6 Jakarta. Wajah Pak Mahfud terlihat sangat rileks sekarang. Lalu saya tertarik pada kacamatanya.
Mereknya made in dalam negeri: Kasoem.
Anda masih ingat, sebelum jadi menko dulu kacamata Pak Mahfud terlihat jadul. Modelnya maupun ukurannya. Kebesaran.
Maka yang sekarang ini terasa yang paling serasi dengan kepribadian Mahfud MD, yang bukan lagi menko, bukan lagi calon wakil presiden dan bukan lagi birokrat.
Kini beliau adalah guru besar hukum tata negara di banyak universitas dan juga sebagai guru bangsa.
Kini Pak Mahfud punya dua kesibukan baru. Beliau mendirikan pusat studi agama dan demokrasi di UII Yogyakarta. Juga sibuk dengan podcast-nya: Terus Terang.
Podcast itu tayang seminggu sekali. Selama sekitar 30 menit.
Yang berbeda dari Terus Terang adalah tampilannya. Di situ Pak Mahfud selalu menjadi narasumber. Pewawancaranya ”Mr X”. Tidak kelihatan wajahnya. Tidak kelihatan sosoknya. Sosok pewawancara itu ada di balik sandara kursi tinggi. Hanya sesekali terlihat ujung tangannya yang bergerak-gerak mengikuti pertanyaan.
Bagi kami --dan teman-teman dekat-- tentu tahu siapa Mr X tersebut. Dari suaranya saja sudah dikenal siapa ia. Tapi biarlah Mr X tetap dengan misterinya.
Mahfud MD dan podcast Terus Terang--
Sampai hari ini sudah lebih 10 podcast yang diunggah di Terang Terang. Semua soal hukum. Terutama yang sedang jadi perbincangan masyarakat. Misalnya soal Vina Cirebon. Atau pemilihan ketua KPK yang sedang berproses.
Podcast itu direkam di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Yakni di kantor pemenangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud. Masa sewa kantor itu masih sampai Oktober depan. Masih bisa dimanfaatkan.
Pak Mahfud punya harapan: inilah momentumnya untuk mengembalikan KPK agar berwibawa seperti dulu. Mumpung pemilihannya terjadi di masa proses pergantian pimpinan nasional. Termasuk di saat DPR-nya juga baru.
Mahfud melihat panitia seleksi sekarang cukup baik. Tinggal semoga tidak ada intervensi.
Dari 300-an pendaftar, panitia menyeleksi mereka. Lalu presiden yang akan memilih 10 calon pimpinan.
Nama-nama itu akan disodorkan ke DPR: siapa yang dipilih sebagai ketua KPK.
Banyak sekali yang kami bicarakan selama satu jam lebih dengan Pak Mahfud. Rasanya wajah beliau 10 tahun lebih muda dibanding masa kampanye pilpres. Juga lebih langsing.
Beliau juga sudah mulai menguji mahasiswa S3 di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sudah pula membuat jadwal bimbingan untuk calon doktor di sana.
Meski kembali ke kampus Pak Mahfud tetap pilih tinggal di Jakarta. Tentu harus mondar-mandir ke Yogyakarta.(Dahlan Iskan)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 25 Juni 2024: Modal Cair
iya nok
sesama cepat tapi searah juga ada efeknya. turbulensi akan lebih dahsyat. Akankah pemerintahan berikutnya terseret angin turbulensi tersebut. paling yang kena jg awak dewek, semoga saja tidak
djokoLodang
-o-- Nenny, ibu mertua Koh-Jo yang sudah berusia, akhirnya menemukan slot parkir di pusat belanja pada jam sibuk. Dia berhenti, mengambil jarak, siap-siap memarkirkan mobilnyi. Sambil berharap bakal ada juru parkir yang datang membantu. Tiba-tiba sebuah BMW anyar gres warna merah melaju, bergerak setengah melingkar melewati mobil Nenny, dan ... langsung terparkir dengan mulus di slot kosong itu. Pengendaranya --pemuda perlente dengan potongan rambut masa kini-- beranjak keluar. Nenny membuka kaca jendela dan berteriak marah: "Hei, anak muda!! Aku sudah siap-siap parkir di situ barusan!!" Pria itu berhenti sejenak "Oh iya? ...
Seandainya Anda masih muda dan cerdas ... Saya akan memindahkan mobil saya ..." dan langsung melanjutkan langkahnya. Itu membuat Nenny semakin kesal. Dia memundurkan mobil, menginjak gas, dan ..."BRAAK" menabrak keras BMW anyar itu. Pemuda itu lari kembali ke mobilnya dan berteriak dengan sangat kaget, "Untuk apa kamu melakukan itu?' Nenny tersenyum puas dan berkata, "Itulah yang dapat kamu lakukan ketika kamu sudah tua dan kaya."
--jL-
Lagarenze 1301
Permintaan penambahan modal ke pemerintah, yang ditulis CHD dengan singkatan PNM, seharusnya PMN, yakni Penyertaan Modal Negara. LPEI memang mengajukan penambahan PMN Rp 10 triliun, sebagaimana terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Kemenkeu dengan Komisi XI DPR RI, 1 Juli 2024. Tapi, yang disetujui hanya separo, yakni Rp 5 triliun. PMN ini cair pada Semester II 2024. Menariknya, beberapa anggota DPR mengusulkan LPEI dibubarkan saja. Malah, ada juga yang mengusulkan LPEI digabung dengan BNI yang merupakan perusahaan terbuka sehingga lebih mudah diawasi. Total PMN yang sudah dikucurkan ke LPEI mencapai Rp 33 triliun dalam lima tahun terakhir. Apakah kinerja LPEI membaik dengan kucuran modal itu? Anggota dewan mengungkap, aset LPEI tinggal separonya dalam lima tahun terakhir, dan laba bersih atau net income mengalami minus Rp 18,1 triliun.
Mbah Mars
Dalam Konferensi Koruptor se dunia, para koruptor dari berbagai negara membanggakan hasil kerja mereka. “Di negara saya, korupsi dilakukan dibawah meja, sebab kalo ketahuan, pasti digantung”, kata koruptor Tiongkok membuka percakapan. “Di negara saya, korupsi dilakukan di atas meja, sebab sudah bukan hal yang aneh lagi’, sahut koruptor India. “Di negara saya, korupsi dilakukan bisa di atas meja atau di bawah meja. Lihat-lihat situasi dan kondisi”, timpal koruptor Amerika. Tiba giliran koruptor Indonesia membanggakan kecanggihan korupsinya, “Kenapa kalian begitu saja bangga ? Kami, biasa korupsi bukan hanya di atas meja atau di awah meja, mejanya pun kami korupsi !”
Mbah Mars
Harap maklum Bah, kalau semua ingin menjadi pihak pengucur uang negara. Semua tergiur ingin menjadi talang. Bukankah tidak pernah ada talang yang tidak basah jika dilewati air ?
Mirza Mirwan
Amerika Serikat hanya memiliki sekitar 50 BUMN atau SOEs (State-Owned Enterprises). Tetapi dari jumlah itu yang usahanya terkait dengan pertanian saja ada dua: Federal Agricultural Mortgage Corporation dan Federal Farm Credit Banks Funding Corporation. Maka di AS tak ada petani yang mengeluhkan keluhan kayak petani di sini: pabrik pupuk "pating tlècèk" tapi petani sulit mendapatkannya. Khusus untuk pemilikan rumah juga ada Federal Home Loan Bank. Di Tiongkok ada sekitar 52 juta perusahaan. Dari jumlah itu ada sekitar 300 ribu BUMN yang 100% milik negara -- biasanya nama perusahaan menyertakan kata "China", "State", atau "National".
Sementara yang negara hanya memiliki 30% saham ada 600-an ribu. Tetapi dari sekitar 900 ribu SOEs itu menyumbang hampir 30% GDP Tiongkok. Di Indonesia ada sekitar 100-an BUMN.
Tetapi lebih dari setengahnya justru membebani negara lewat PMN. Kayaknya "underaning perkara" BUMN yang kayak gitu berawal dari tidak dilaksanakannya kaidah "the right person in the right place". Khas Indonesia, memang. Orang yang sudah terbukti kinerjanya wooww malah disingkirkan. Pak Jonan dan Bu Susi adalah contohnya.
M.Zainal Arifin
Gali mau. Nutup nya minta2 lagi? Dst?
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Suami-istri itu hidup bersama satu anak. Mereka tinggal di rumah sederhana dengan hanya satu kamar. Setiap kali hendak bermesraan, sang ayah mencabut rambut anaknya untuk memastikannya sudah benar-benar tidur. Jika tak ada gerakan, barulah mereka memulai olahraga rutin dengan penuh semangat dan keringat. Esok pagi, suami-istri itu duduk bercengkerama. "Ma, tadi malam untung si kecil tidak terbangun, jadi kita bisa berolahraga dengan tenang. Enak, 'kan, Ma?" Tiba-tiba, si anak muncul dan berkata, "Enak sih enak, tapi lama kelamaan kepalaku jadi botak nih...."
hikends
wis to negoro aturên sak karepmu podo semayanan gawe model talangan sak karepmu model talangan asuransi model talangan bank model talangan bumn model talangan perusahaan model talangan penyertaan modal negara model talangan basah model talangan bocor sakkarepmu
Mirza Mirwan
Ironis, memang. Ini terjadi di AS, negara yang mengagungkan demokrasi. Tetapi Michael Levy, Alon Gat, Gil Dickman, Carmit Pelty Katzir, Leat Corinne, dan satu orang lagi -- mereka adalah keluarga dari sandera yang masih di tangan Hamas -- ditangkap di dalam Gedung Capitol saat Netanyahu bicara di depan Kongres. Padahal Levy dan 5 yang lainnya itu memang diundang untuk mendengarkan "ocehan" Netanyahu. "Kami ditahan hanya karena mengenakan T-Shirt kuning dan berteriak 'Seal the Deal", itulah kejahatan kami," kata Carmit Pelty Katzir menjawab pertanyaan kenapa ia ditangkap. Sekitar 40 anggota Kongres dari Demokrat meninggalkan ruang sidang sebelum Netanyahu selesai bicara. Di antaranya: Rashida Tlaib, Alexandria Cortez, Jerold Lewis Nadler, dll. Rashida Tlaib yang berdarah Palestina sempat mengacungkan tulisan "Guilty of Genocide" sebelum direbut petugas keamanan dalam Gedung Capitol. Padahal di dalam gedung, anggota Kongres itu punya hak imunitas. Jerold Lewis Nadler menilai pidato Bibi pada dasarnya nggak jujur, "fundamentally dishonest". Tapi soal "war against Hamas is America's fight too" memang begitulah kenyataannya. Sementara di luar gedung pengunjuk-rasa ysng dikoordinir Koalisi ANSWER -- Act Now to Stop War and End Racism –mengacungkan poster bertuliskan: ARREST NETANYAHU!, WANTED: WAR CRIMINAL BENYAMIN NETANYAHU!, STOP ALL US AID TO ISRAEL!, dan lainnya. Polisi menghalau mereka yang mendekati penghalang dengan semprotan merica (pepper spray).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 157
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google