Menilik Sejarah Joki Skripsi Menurut Darmaningtyas, Sudah Ada Sejak Era 80-an

Menilik Sejarah Joki Skripsi Menurut Darmaningtyas, Sudah Ada Sejak Era 80-an

Ki Darmaningtyas - @ki_darmaningtyas/Instagram-

Ia membocorkan, mahasiswa yang kuliah sambil kerja banyak yang skripsinya dikerjakan oleh dosennya.

"Hal ini karena dosennya juga perlu tambahan pendapatan, sedangkan mahasiswa ingin cepat lulus, maka terjadi hubungan simbiosis mutualisme, tarif minimal Rp5 juta," ujarnya.

"Memasang tarif di kisaran Rp3-4 juta, bisnis jasa ini tidak segan berpromosi melalui iklan surat kabar," lanjut Darmaningtyas.

BACA JUGA:Turunkan Emisi Karbon, Sebar Solar Panel ke Komunitas Pendidikan

BACA JUGA:Link dan Cara Cek Pengumuman Hasil SIMAK UI 2024 Hari ini 26 Juli Pukul 16.00 WIB

Permintaan pun terus meningkat, dan beberapa jasa pembuatan skripsi yang Tempo datangi mengaku sampai kewalahan karena banyaknya permintaan.

Darmaningtyas menilai bahwa semakin maraknya jasa joki tugas ini membuat pemerintah sulit melakukan penindakan karena sekarang mereka beriklan di media sosial.

"Pemerintah tidak mungkin melototi medsos setiap warganya untuk melihat apakah ada joki skripsi atau tidak. Kalau dulu mereka iklannya lewat iklan kolom di koran-koran sehingga mudah dilacak alamatnya.

"Itu pun masih ada hambatan kalau saat disidak tidak tertangkap tangan ada mahasiswa yang sedang pesan skripsi. Kalau toh tertangkap tangan, mereka juga bisa berkilah bahwa itu konsultansi skripsi," sambungnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: