Kisah Rouv Khoiron, Walau Harus Cuci Darah, Ekonomi Keluarga Aman dengan Program JKN
Kisah Rouv Khoiron, Walau Harus Cuci Darah, Ekonomi Keluarga Aman dengan Program JKN-jamkesnews-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Penyakit gagal ginjal termasuk ke dalam 10 besar penyakit dengan kematian tertinggi di Indonesia. Gagal ginjal adalah suatu kondisi penurunan fungsi ginjal dalam menyaring limbah sisa metabolisme tubuh dari dalam darah dan membuangnya melalui urin.
Kondisi tersebut menyebabkan kadar racun dan cairan berbahaya akan mengendap dalam tubuh dan dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani.
BACA JUGA:RS Muhammadiyah Berhenti Terima Pasien JKN, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan
BACA JUGA:Lega Saat Istri Bersalin, Masduki Merasa Pelayanan Pasien JKN Penuh Kekeluargaan
Penyakit inilah yang sudah 2 tahun belakangan diderita oleh Rouv Khoiron (30) atau biasa dipanggil Rouv. Rouv mengatakan tidak menyangka dalam usia yang masih muda tubuhnya telah mengidap penyakit gagal ginjal hingga mengharuskannya rutin cuci darah (hemodialisis) sebulan dua kali.
Saat ditemui pihak BPJS Kesehatan di RSUD Indrasari Rengat, Rouv tengah menjalani hemodialisis. Prosedur ini tidaklah murah. Jika menggunakan layanan Kesehatan secara umum, biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali cuci darah berkisar antara 600 ribu?900 ribu rupiah.
“Awalnya sering merasa haus dan suka pusing, diperiksa ke klinik tensi saya tinggi, sehingga dirujuk ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, dokter mulai curiga dan dilakukanlah tes urin dan darah. Ternyata saya didiagnosa gagal ginjal,” cerita Rouv, Senin 24 Juni 2024 lalu.
BACA JUGA:Kisah Mutia Rasakan Mudahnya Ubah Data Peserta di Aplikasi Mobile JKN
BACA JUGA:Manfaat Program JKN, Tutut Merasa Lebih Tenang Menemani Suami Tugas di Mana Saja
Rouv juga mengisahkan betapa terkejut saat pertama mengetahui penyakit kronis yang dideritanya, padahal usianya saat itu baru 28 tahun. Namun, dia merasa beruntung masih bisa bekerja di perusahaan yang baik, sehingga biaya pengobatannya selama dua tahun ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Perusahaan tempat ia bekerja mendaftarkan jaminan kesehatannya di segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).
“Waduh, kalau tidak ada BPJS Kesehatan tidak terbayang biayanya sudah habis berapa ini. Apalagi saya harus cuci darah seumur hidup. Namun saya tenang, perekonomian keluarga tidak terganggu dengan adanya BPJS Kesehatan ini. Merasa sangat terlindungi saya dan keluarga dengan BPJS Kesehatan melalui Program JKN yang sangat terasa manfaatnya,” ujar Rouv.
Istri Rouv, Eva Gustina yang mendampingi, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa ia sekeluarga sangat bersyukur dengan Program JKN. Suaminya tetap bisa bekerja karena cuci darah secara rutin tanpa memikirkan biaya yang harus dikeluarkan.
BACA JUGA:Kisah Nukita, Mudahnya Urus Administrasi Kepesertaan JKN
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: