Tingkat Konsumsi Masyarakat Menurun Drastis, Pakaian dan Transportasi Paling Terdampak

Tingkat Konsumsi Masyarakat Menurun Drastis, Pakaian dan Transportasi Paling Terdampak

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi rumah tangga pada Kuartal II Tahun 2024 hanya mampu tumbuh sebesar 4.93 Persen dan sektor pakaian serta transportasi terdampak paling signifikan.-Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi rumah tangga pada Kuartal II Tahun 2024 hanya mampu tumbuh sebesar 4.93 Persen.

Dalam data tersebut, disebutkan juga bahwa terjadi penurunan tingkat konsumsi terhadap beberapa komoditas, dengan pakaian dan transportasi menjadi komoditas yang paling turun tingkat konsumsinya.

"Pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan yang tidak setinggi tahun lalu," terang Deputi Bidang Neraca dan Analistik Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam keterangan tertulis resminya pada Senin 12 Agustus 2024.

BACA JUGA:Momen Bos Jalan Tol Antar Surat Pengunduran Diri, Jusuf Hamka Tak Disambut Pengurus Golkar

BACA JUGA:Tak Sabar saat Antre Isi BBM, Pemotor Keroyok Dua Pegawai SPBU di Kemayoran

Selain itu, tingkat konsumsi rumah tangga yang cenderung turun dan tidak menunjukkan peningkatan ini menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat kini tengah mengalami penurunan.

Menurut Edy, penurunan daya beli masyarakat ini juga menjadi penyebab alasan dari tingkat konsumsi rumah tangga di bawah 5 persen dalam tiga kuartal terakhir.

"Ini ditunjukkan dari indeks perdagangan eceran Riil (IPR) dan penjualan wholesales sepeda motor melambat," papar Edy.

BACA JUGA:JITEX 2024 Serap Nilai Potensi Transaksi Sebesar Rp12,86 Triliun

BACA JUGA:Osimhen Ingin Hengkang Usai Dicoret Conte dari Napoli, Arsenal Mendapat Angin Segar Merekrutnya

Sementara itu menurut salah seorang pedagang pakaian di pusat Grosir Central Tanah Abang (CTA), dampak penurunan daya beli ini sudah dirasakan oleh para pedagang pakaian sejak tiga bulan yang lalu.

Kini, para pedagang pakaian harus bergantung pada toko online untuk menjual produk-produk mereka.

Menurutnya, kondisi ini jauh lebih parah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 lalu.

"Kalau untuk saat ini penjualan ya banyak yang jauh di bawah rata-rata ya, karena pengunjung pun jarang ada yang dateng selama tiga bulan ini, jadi kita pun bingung mau gimana," jelas pedagang yang enggan disebutkan namanya ini pada Senin 12 Agustus 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: