Tumit Zaytun

Tumit Zaytun

Dahlan Iskan saat datang ke ponpes Al Zaytun.--

Pukul 02.45 nan gelap kereta berhenti di stasiun Cirebon. Tiga mobil menjemput saya dan rombongan. Kami langsung menuju Indramayu. Lewat jalan tol jurusan Jakarta. Tidak bisa laju. Banyak sekali perbaikan jalan menuju exit Cikedung.

Pukul 04.30 kami tiba di tujuan: pesantren Ma'had Al Zaytun. Ini untuk kali ketiga saya ke pesantren 1.800 hektare ini.

Hari masih gelap. Menjelang subuh. Sudah disediakan beberapa kamar untuk rombongan kami: di Pesantren Inn. Inilah gedung besar lima lantai yang setara dengan hotel bintang tiga.

Setelah mandi dan salat subuh kami turun ke lobi. Sudah ramai. Banyak sekali orang turun dari lantai atas pakai tangga. Di antara mereka banyak yang mengenal saya. Lobi pun jadi arena studio foto.

Kami pun saling sapa. Tahulah saya: mereka adalah orang tua santri yang sekolah di Al Zaytun.

Saya bertanya asal daerah mereka: Jakarta, Bekasi, Bandung, Lampung, Solo, Semarang, Magetan, Pacitan, Malang, Surabaya, Bondowoso. Begitu beragam. Dari banyak wilayah di Indonesia.

Mereka sudah tiga hari di Al Zaytun. Selasa kemarin adalah hari keempat rangkaian acara peringatan 25 tahun pesantren itu.

Selama empat hari itu, tiap pagi, mereka harus berolahraga. Jalan kaki. Ke mana pun. Di dalam kompleks pesantren yang luas, rindang, dan tertata berblok-blok penuh pepohonan.

Berolahraga rupanya sudah menjadi jiwa pesantren ini. Doktrin Al Zaytun memang tiga kata: sehat, cerdas, manusiawi. Pun pemimpin tertinggi Al Zaytun. Tiap hari berolahraga jalan kaki: 20.000 langkah. Termasuk ketika sang pemimpin menjalani hidup di penjara. Tiap hari ia jalan kaki keliling lapangan kecil di dalam penjara Indramayu. Selama 351 hari.

Anda sudah tahu siapa pemimpin tertinggi Al Zaytun: Syekh Panji Gumilang. Ia baru saja selesai menjalani masa hukumannya.

Kini Syekh sudah aktif kembali di Al Zaytun –termasuk jalan kaki lagi 20.000 langkah di sana.

Khusus hari Selasa kemarin orang tua santri punya dua pilihan olahraga: jalan kaki atau senam bersama saya dan tim dari Surabaya.

Di antara 1.800 orang tua santri yang hadir banyak yang pilih jalan kaki. Senam kami tidak seberapa laku: hanya sekitar 400 orang yang ikut goyang-goyang badan. Itu pun sudah termasuk santri dewasa.

Saya agak sulit memberi contoh gerakan senam gaya khusus ini. Hari masih gelap. Mereka sulit melihat Nicky dan saya yang lagi di atas panggung.

Sesaat kemudian fajar mulai menyingsing. Goyang masal pun riuh.

Jadwal olahraga itu sangat dini agar tidak mengganggu puncak acara milad: pukul 08.00.

Lokasi puncak acara di dalam Masjid Rahmatan Lil Alamin yang masih baru. Belum sepenuhnya jadi, tapi sudah nyaris selesai.

Kubahnya yang berwarna keemasan sudah tampak menguning dari jauh: kubah itu bukan terbuat dari emas tapi benar-benar disemprot dengan lapisan emas.

Hanya pilihan warnanya tidak murni persis warna emas seperti masjid Kubah Emas di Depok. Di Al Zaytun warna emas itu dibuat sedikit lebih kuning tua.

Masjid ini tinggi sekali. Tujuh lantai. Tingginya 99 meter. Menaranya lebih tinggi lagi: 34 lantai, 201 meter.

Kaca-kaca jendela juga belum terpasang. Angin sepoi masuk ke dalam masjid –membuat udara pagi musim kemarau terasa lebih sejuk. Acara berlangsung di lantai dasar masjid bertingkat tujuh ini.

Sekitar 5.000 orang memenuhi masjid. Mereka duduk di kursi yang disusun sepenuh masjid.

Saat masuk masjid sepatu harus dilepas. Panitia membagikan kantong sepatu yang didesain secara khusus. Masing-masing membawa kantong berisi sepatu itu ke tempat duduk mereka.

Saya didudukkan di kursi utama menghadap mereka.

Ada tiga kursi di situ. Yang dua lagi untuk Syekh Panji Gumilang dan istri. Mayjen Purn Kivlan Zein juga berada di deret depan.

Komjen Pol Purn Susno Duadji sudah mengisi acara di situ sehari sebelumnya. Pun pemikir Pancasila Prof Dr Yudi Latief. Termasuk orang seperti Ilham Aidit –anak ketua umum PKI di masa lalu.

Mereka adalah para pembicara seminar tiga hari bertemakan "Indonesia 1000 Tahun Lagi".

Di puncak acara ini saya melihat ''keanehan'' pada diri Syekh Panji Gumilang: ia mengenakan baju batik lengan panjang. Tumben.

Tidak biasanya Syekh tampil berbatik. Selama ini selalu saja Syekh berpakaian ala Barat: bersepatu, celana pantalon, jas, dan dasi.

"Tumben pakai batik," sapa saya.

Barulah saya tahu: itu bukan batik biasa. Itu adalah baju batik yang sudah berumur 25 tahun. Itulah baju batik yang dikenakan Syekh saat meletakkan batu pertama pembangunan Al Zaytun 25 tahun lalu.

Setelah itu batik tersebut hanya satu kali lagi dipakai: saat menemui Wakil Presiden (waktu itu) Try Sutrisno di Surabaya.

Saya tidak bisa mengikuti puncak acara sampai selesai. Saya harus buru-buru ke Jakarta. Tapi saya diminta menanam pohon dulu. Lokasinya jauh dari masjid. Yakni di pinggir jalan baru yang sedang dibangun Al Zaytun.

Jalan baru itu panjangnya dua kilometer. Itulah rencana jalan menuju gerbang baru: gerbang barat. Kalau jalan itu nanti selesai lengkaplah Al Zaytun memiliki empat gerbang di empat penjuru angin.

Saya tertegun sampai di lokasi penanaman pohon. Pohon jati yang akan ditanam sudah besar. Sudah berumur empat tahun. Sudah setinggi lebih enam meter. Berarti deretan pohon di sepanjang jalan baru itu nanti adalah pohon yang langsung sudah rindang.


Dahlan Iskan melakukan penanaman pohon di kompleks Ponpes Al Zaytun.--

Saya pun tertegun melihat cara Al Zaytun memindahkan pohon besar: pakai alat berat jenis Big John. Saya sering melihat cara kerja mesin seperti itu di TikTok. Dengan berdecak kagum. Kali ini saya melihatnya di kenyataan.

Alat berat itu memiliki ''kuku kuku besi'' yang besar nan tajam. ''Kuku'' itu menghunjam tanah di sekeliling pohon. Lalu menjebol pohon besar tersebut berikut akar dan tanahnya. Dibawa ke lokasi baru. Dimasukkan ke lubang besar yang juga dibuat dengan alat berat.

Maka sebenarnya bukan saya yang menanam pohon itu. Big John-lah yang melakukannya. Setiap tamu VIP memang diminta ''menanam'' pohon di pinggir jalan baru tersebut.

Pohon yang dipindahkan itu berasal dari lingkungan Al Zaytun sendiri. Saat awal menanam jati dulu jarak tanamnya dibuat lebih rapat. Kian tahun dilakukan penjarangan. Tidak dengan cara ditebang tapi dipindahkan.

Rasanya mustahil program seperti ini bisa dilakukan tanpa Big John. Tapi bahwa ada pesantren yang terpikir membeli Big John baru saya lihat di Al Zaytun.

Ternyata, di Indonesia, memang baru ada dua mesin pemindah pohon seperti itu. Satu di Al Zaytun. Satunya lagi milik Djarum.

Saya lama menatap Big John. Membayangkan berapa miliar rupiah harganya.


Alat Big John yang ada di Ponpes Al Zaytun.--

Saya sampai lupa di mana sepatu saya. Maka saya ke lokasi penanaman pohon berjalan kaki tanpa sepatu. Dari masjid ke jalan nun baru.

Di bawah terik matahari kemarau Indramayu. Tapi sebagai orang dari desa masih ingat cara jalan tanpa sepatu di musim panas: jalanlah lebih banyak pakai tumit yang kulitnya lebih tebal.(Dahlan Iskan)

Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 27 Agustus 2024Jaksa Terdakwa

alasroban

"Kenapa pidato capres AS bagus-bagus?" "Calon-calon pemimpin mereka menjalanken nasehat bapak bangsanya" "Apa nasehat bapak bangsanya?" "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan, dan bicaralah seperti orator" ....

WASITH channel

Tiap manusia punya kebenaran versinya sendiri, dan kebenaran itu bisa saja sama dengan kebenaran rasional atau kebenaran emosional. Rasional bersifat universal sedangkan emosional bersifat individual sekaligus kontekstual. Inilah yg seringkali jadi problem di masyarakat, apalagi kebenaran pilihan politik.

herry isnurdono

Ha...ha...Abah DI berharap ada debat dlm pilkada DKI antara RK dan Anis. Mimpi nie yee. Memang sejak mula Abah DI itu menjagokan Anis di pilkada DKI nanti. Atau jangan2 di pilpres yang lalu, juga coblos paslon no. 1 (25 %). Memang sich Anis ini pernah diundang di podcastnya Abah DI. Jadi 'kesemsem' ada orang koq pintar sekali, ngomongnya juga 'dakik2'. S3 lulusan USA, ini yg paling Abah DI suka. Tapi ternyata info A1 kader PDI P sendiri, yg akan diusung. Abah DI sebenarnya sudah dengar, yg akan diusung Pramono Anung, bukan Ahok. Jadi ditulisan CHD, sengaja ditulis Anis yg maju, dan ikut debat. Jadi terulang lagi Anis di prank dan di php parpol. Digadang-gadang sejumlah politisi PDI P. Seperti Masinton Pasaribu. Yg gagal ke Senayan di pileg 2024. Ayo Abah DI bikin partai aja, utk kendaraan Anis di pilpres 2029. Pasangan AB & DI pas, top markotop. Abah DI sudah punya massa sendiri. Pembaca Disway, perusuh Disway, supporter Persebaya. Ditambah Anak Abah Anis, yg pintar2 dan menguasai sosmed X (Twitter). Segera deklarasikan. Biar kekecewaan anak abah Anis, yg gagal dipilkada DKI, agar terhibur. Sepertinya berat utk menerima kekalahan di pilpres, gagal nyaleg, karena tidak punya kendaraan politik. Padahal masih berharap ingin maju th. 2029. Bisa2 hilang selama 5 tahun kedepan, karena tdk mendapat sorotan berita, perhatian dari pers. Popularitas bisa meredup dan ditinggalkan para pendukungnya.

MULIYANTO KRISTA

Kalau pulsa Abah DI jebol, minta kiriman Leong Putu bah. Dianya seorang eksekutif di salah satu provider papan atas Indonesia.

Mbah Mars

Dalam bahasa Sanskerta, "Kamala" berarti "teratai". Bunga teratai memiliki makna simbolis yang mendalam dalam banyak tradisi, seringkali melambangkan kemurnian, keindahan, dan pencerahan. Dev adalah kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti "dewi". Nama ini sering digunakan sebagai gelar untuk dewi-dewi dalam tradisi Hindu. Adapun Harris adalah nama keluarga yang umum digunakan di negara-negara berbahasa Inggris. Nama ini berasal dari kata "Harry," yang merupakan varian dari nama "Henry," yang berarti "penguasa rumah" atau "kepala rumah tangga" Jadi, secara keseluruhan, nama "Kamala Devi Harris" bisa diterjemahkan secara bebas sebagai "Dewi teratai”. Uniknya, nama Kamala Harris terkesan seperti nama Arab. Kamala dalam Bahasa Arab bermakna “sempurna”. Haris artinya “penjaga”. Kamala Haris: “penjaga yang sempurna”. Semoga jika terpilih ia bisa menjadi “Dewi Teratai” dan “Penjaga Yang Sempurna” bagi perdamaian dunia.

Juve Zhang

Saya mau taruhan Bakso satu porsi dengan Prof. Priyadi... bahwa Ak Anies akan maju dengan PDI-P.... karena info A1 ini langsung dari "Ordal".....tapi kalau prof Priyadi mengajak Taruhan Rumah ....saya mundur.....wkqkqk...pak Liam Saja diajak Taruhan Rumah oleh Prof Pry mundur........Ayo Prof Pry....mana Komen nya baru nongol sekali kemaren atas nama Sasmita.......ayo Prof Sasmita saya taruhan satu porsi Bakso .....pak Anies akan maju ....sudah Satu Hati Dengan PDIP..... Rakyat yg dukung pak Anies dan PDIP.....12 Preman Pasar akan mengeroyok pak Anies dan PDIP tapi .. tenang saja .... Rakyat dibelakang pak Anies dan PDIP.....semangkok bakso taruhan dengan prof Sasmita alias Prof Pry.

Mirza Mirwan

Di bawah ini chatting di WA pembaca senyap CHD -- mahasiswa hubungan internasional UI -- dengan saya bakda Asar kemarin. "Pak Mirza, apakah Anies ke situ?" "Anies siapa, Mas?" "Siapa lagi, ya Anies mantan capres dong, Pak. Tadi pagi udah pake baju merah, pamit ibunya mau ke DPP PDIP. Eh, sampe acara pengumuman calon gubernur kelar kok Anies gak kelihatan." "Lha terus ke mana, ya?" "Kirain ke rumah Pak Mirza." "Ngaco, ah!" Selang 30-an menit kemudian ia mengirimkan foto Anies dan Rano Karno, dengan keterangan di bawahnya: "Ternyata memang ke DPP PDIP, Pak. Tapi tidak naik ke ruang tempat diselenggarakannya pengumuman cagub di lantai 5." Saya tersenyum sendiri setelah googling berita soal pamit pada ibunya. Benar, pake baju merah, mencium tangan ibunya. Didoakan semoga lancar urusannya, dst.

Liáng - βιολί ζήτα

Setahu saya yang namanya pidato politik terutama pidato kampanye pemilihan presiden di negara-negara demokrasi di belahan dunia sebelah sana, bersifat persuasif. Secara singkat pidato persuasif bertujuan mempengaruhi para pendengarnya, supaya bersedia mendukung, mengikuti dan bersinergi melakukan gagasan sang orator. Masalahnya pada tataran masyarakat yang rata-rata well-educated, pidato yang bersifat persuasif dengan gaya pidato yang sangat menarik sekalipun oleh orator unggul, belumlah tentu di telan bulat-bulat. Mengacu pada data bulan Mei 2024 yang dirilis oleh Gallup, menunjukkan komposisi warga Amerika Serikat, sbb : - 39% mengidentifikasi diri mereka sebagai kelas menengah. - 15% sebagai kelas menengah atas. - 31% sebagai kelas pekerja. - 12% sebagai kelas bawah. - 2% sebagai kelas atas. Gallup, Inc. adalah perusahaan konsultasi manajemen kinerja global yang didirikan oleh George Gallup pada tahun 1935 dan berpusat di Amerika Serikat. Tentu saja kedua calon Presiden Amerika Serikat tersebut mengetahui persis data tersebut di atas. Dan tentu saja masing-masing melakukan pendekatan yang berbeda untuk tujuan yang sama, untuk kesejahteraan warga Amerika Serikat, untuk pertumbuhan ekonomi, untuk kemajuan negeri mereka dan lain sebagainya.

Lagarenze 1301

Tidak satu-dua figur calon bupati, wali kota, atau gubernur yang ibaratnya kena prank dalam proses Pilkada 2024 ini. Sudah dapat surat tugas, bahkan surat rekomendasi, namanya terpental menjelang pendaftaran ke KPU. Hal itu antara lain dialami Arinal Djunaidi, Gubernur Lampung 2019-2024. Ia sudah mendapat surat instruksi dari DPP Partai Golkar sebagai calon gubernur. Ia pun bungah karena dengan demikian bisa lanjut ke periode kedua. Di tengah jalan, nama Arinal mulai meredup ketika Sufmi Dasco, Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran, menyebut Arinal akan mendapat penugasan khusus di luar kabinet. Arinal semakin redup setelah Airlangga Hartarto diganti Bahlil Lahadalia. Dan, benar, pada Senin 26 Agustus 2024 lalu, DPP Golkar meninggalkan Arinal dan memilih pasangan Rahmat Mirzani (Gerindra)-Jihan Nurlela (PKB) sebagai pasangan Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur Lampung. Arinal tentu masih bisa berharap pada penugasan khusus di luar kabinet yang pernah disebut Dasco. Kalau bukan prank lagi. Reihana Widjajanto, mantan Kepala Dinas Kesehatan Lampung, senasib dengan Arinal. Dia begitu percara diri menggelar deklarasi setelah mendapat surat tugas dari DPP Gerindra sebagai Calon Wali Kota Bandar Lampung. Reihana, yang menjabat Kadiskes hampir 15 tahun dan tak tergantikan di era tiga gubernur, hanya bisa gigit jari setelah DPP Gerindra di detik-detik akhir malah memberikan form B1-KWK ke pasangan Eva Dwiana-Dedy Amarullah, incumbent. Perih.*

yea aina

Yang banyak i-nya, memang lebih enak dilirik dan dipeluk. Bagi politisi, elektabilitas 70% seperti 7i yang lagi ranum-ranumnya, ups... ditinggal sayang , dilepas jangan. Di sebelah Banten, ada kandidat dengan kantongi elektabilitas 39%. Apa mau dibuang, disingkirkan? Tapi mana ada politisi tidak haus kemenangan.

Lagarenze 1301

Airin Rachmi Diany, saya kira, satu-satunya politisi Golkar yang bisa menaklukkan raksasa KIM Plus dan PDIP hingga melenggang menjadi Calon Gubernur Banten. Wali Kota Tangerang Selatan 2011-2021 ini memang barang bagus. Elektabilitas hasil survei yang di atas 70 persen membuat Golkar dan PDIP merasa sayang kalau melepas begitu saja. Airin semula dibuang Golkar dengan memberi dukungan ke pasangan Andra Soni (Gerindra) dan Dimyati Natakusumah (PKS) pada Minggu 25 Agustus 2024. Demi soliditas KIM Plus. PDIP pun gercep menangkap barang bagus ini. Megawati secara langsung menyerahkan surat rekomendasi ke Airin dan Ade Sumardi (PDIP) pada Senin 26 Agustus 2024. Golkar akan kebobolan di Banten? Tidak. Partai beringin ini juga gercep: segera balik badan dan kembali memberikan rekomendasi ke Airin-Ade pada Selasa 27 Agustus 2024. Airin, menurut saya, sungguh fenomenal. Ditinggalkan Golkar, dilirik PDIP, dan Golkar terpaksa kembali memeluknya. KIM Plus juga ditaklukkannya, karena kasus Airin akhirnya menjadi pengecualian.

Beny Arifin

Bagi PDIP mengusung Anies seperti memelihara anak macan. Harus sudah siap mau diapakan anak macan ini kalau sudah jadi macan beneran di 2029. Perangkat2 proteksi, doktrin bahkan kerangkengnya harus disiapkan dari sekarang. Karena kalau tidak nanti 2029 berpotensi lari lepas atau amit2 balik menerkam tuannya.

M.Zainal Arifin

Muhsin & Titik Sandora nyanyi berperan jadi terdakwa & jaksa. Mencuri bhs. 119. 12.36.

Johannes Kitono

Gub Airin. Kembali lagi CHD kalah dinamis dibanding dengan Ketum Partai. Bentakan Ketum PDI-P kepada Airin membawa hikmah. Ketum Golkar langsung balik badan mendukung Airin. Dengan embel-embel cawagubnya yang PDI-P tidak perlu ganti jaket kuning. Nah, dengan didukung oleh PDI-P dan Golkar. Jelas jabatan Gubernur Banten sudah ditangan Airen. Dalam hal ini Airen sudah bermain cantik. Sebagai waketum Golkar tidak emosi ketika awalnya ditolak Golkar. Begitu juga ketika di bentak Ketum PDI-P. Dianggap hanya teguran seorang Ibu. Biarpun dibungkus dengan kata-kata indah.Gaya balik badan Ketum Golkar menunjukkan ybs belum matang dan dewasa. Congrst Gub Airin. Now kedua Ketum Partai harus menepati janji. Menjadikan Airin Gubernur Banten yang wajib melakukan amanah. Sesuai dengan UU di NKRI. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Tivibox

Kisah Putri Beringin dan Mak Banteng Putri : "Mak aku dicuekin bapakku, aku ditinggal, dia malah pergi sama orang lain, boleh aku ikut mak saja ?" Mak banteng : "Sini nduk, sama mak aja, mak akan anterin kemanapun kamu mau. Tapi ntar bajumu diganti ya, biar sama ama baju mak..." Pak Beringin nyesel, dia balik ke rumah dan memanggil Putri Pak Beringin : "Sini nak, maafkan bapak ya, sekarang bapak akan ajak kamu, bapak nyesel kenapa kemarin ngajak si anu, dirimu malah terlantar dan diambil emak. Tapi ndak apa nduk, sama mak juga baik, bapak akan mendukungmu..." Putri : (Dengan wajah lembut dia berkata ke mak banteng) "Mak makasi ya mak sudah ngajari putri dan ngasi nasehat-nasehat. Mak memang baik, biarpun putri bukan anak mak, tapi mak anggap anak sendiri..." Rupanya Pak beringin takut kehilangan Putri. Dia rela balik kucing di saat-saat terakhir. Sekian.

Liam Then

Nah berdasarkan "clue" penjelasan ahli tersebut. Analisa saya jadi begini, bayangkan susahnya ,sulitnya, kerasnya proses kerja diotak, ketika kita harus orasi, merangkai kata yang tidak sesuai dengan kenyataan. Makin lama diomong ,tentu makin sulit punya isi, punya konteks. Jadi pidato yang inspiratif hanya bisa keluar dari ungkapan sejati ,yang jujur keluar dari HATI NURANI. Jadi saya analisa, Hati Nurani ini kayaknya sudah pindah domisili, atau belum naturalisasi. Atau kayak Bang Toyib, tak pulang-pulang. Kang Sabar sangat "helpless" sangking tak berdayanya, cuma bisa bilang "gething aku". Kalo saya dengar pidato teranyar nasional baru-baru ini yang ada "masuk tuh barang" , "ngeri-ngeri sedap", saya juga jadi tak berdaya, dibuat sibuk tanya, bahkan hari ini sudah tanya dua kali ; " barang apa yang masuk?", teringat malam Jum'at, ingat malam pertama ; "kyaaaaa........apa tuh bang....!!! " "Jangan takut dek, ini ngeri-ngeri sedap" Maap pemirsa, saya vulgar, saya udah kayak Kang Sabar : " gething aku" Pak DI pun pasti lagi "gething", karena abis kuota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 193

  • Beny Arifin
    Beny Arifin
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • Ummi Hilal
      Ummi Hilal
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • herry isnurdono
    herry isnurdono
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Liam Then
      Liam Then
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Evo’S Zhang
    Evo’S Zhang
  • Liam Then
    Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Er Gham
    Er Gham
  • Liam Then
    Liam Then
    • yea aina
      yea aina
    • Liam Then
      Liam Then
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • alasroban
    alasroban
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • yea aina
    yea aina
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • yea aina
    yea aina
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Liam Then
    Liam Then
  • Er Gham
    Er Gham
  • Er Gham
    Er Gham
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Beny Arifin
      Beny Arifin
  • Sasmita
    Sasmita
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Fa Za
    Fa Za
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Fa Za
      Fa Za
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Fa Za
      Fa Za
  • daeng romli
    daeng romli
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Liáng - βιολί ζήτα
    Liáng - βιολί ζήτα
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Liáng - βιολί ζήτα
      Liáng - βιολί ζήτα
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • herry isnurdono
    herry isnurdono
    • herry isnurdono
      herry isnurdono
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Liam Then
      Liam Then
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Eka Handoko
    Eka Handoko
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Evo’S Zhang
    Evo’S Zhang
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Wilwa
      Wilwa
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Fiona Handoko
      Fiona Handoko
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Mbah Mars
      Mbah Mars
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • Marjan Marjan
    Marjan Marjan
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mora Edu Indonesia
    Mora Edu Indonesia
    • iwan
      iwan
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Wilwa
    Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • rid kc
    rid kc
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
  • alasroban
    alasroban
    • alasroban
      alasroban
  • Ketut Bagiarta
    Ketut Bagiarta
  • DeniK
    DeniK
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • djokoLodang
    djokoLodang